Jumat, 02 September 2016

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS 

Kami Membantu Anda Menyusun PTK Lengkap dan Murah dengan Harga 300ribu/PTK, Ambil 2/3 PTK Akan Mendapat Harga Lebih Murah.
Hub Kami di 081222940294
WA : 081222940294
BBM: 5AA33306 
Untuk Melihat Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini

PTK IPS Tingkat SMA 


PENDAHULUAN
            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang dimiliki dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ( Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1, butir 1 ).Dalam Kurikilum 2004 yang disempurnakan juga diharapkan bahwa proses pembelajaran harus mampu menciptakan suasana yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga siswa mampu mengembangkan diri sesuai dengan lingkungannya.  Namun demikian sampai saat ini dunia pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta yang harus dihafal. Guru adalah ujung tombak dalam pembelajaran untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kelas sebagian besar masih berfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan yang utama, dan ceramah menjadi pilihan utama dalam strategi pembelajaran..
Itulah kenyataan yang dihadapi oleh sebagian besar guru IPSMateri pelajarannya yang kompleks, sering dianggap sebagai pelajaran yang mudah tapi susah, bersifat hafalan dan membosankan, sehingga menyebabkan rendahnya perhatian dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Rendahnya perhatian siswa pada mata pelajaran IPS, ditambah dengan strategi pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan rendahnya prestasi siswa.                
Kondisi yang demikian terjadi pula di  SMP Negeri 15 Pekalongan. Hasil belajar siswa kelas VIII terhadap mata pelajaran IPS selama ini masih rendah karena nilai  ulangan mereka tidak sampai  60% yang bisa mencapai nilai KKM.  Sementara kegiatan pengajaran dikatakan berhasil apabila 85% siswa dikelas itu dapat mencapai KKM. Hal itu menandakan bahwa pembelajaran IPS kurang menarik, karena guru masih menggunakan menggunakan model pembelajaran yang kurang merangsang siswa untuk belajar lebih giat, dan proses pembelajaran masih menekankan pada aspek pengetahuan saja, belum menyentuh pada sikap dan kreatifitas siswa, karena guru kurang melibatkan siswa agar aktif dalam proses pembelajaran.
   Rendahnya hasil belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Pekalongan dapat dilihat dari rendahnya nilai ulangan siswa untuk mata pelajaran IPS. Hasil ulangan harian siswa sebelum diadakan tindakan hanya 46% siswa yang dapat mencapai  KKM, atau siswa yang memiliki nilai diatas 60  masih jauh dari 85%, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran  tidak tuntas.  Kegiatan ulangan remidialpun seringkali tidak dapat membantu memperbaiki dan menaikkan nilai mereka.
Selama ini dalam kegiatan pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah yang diterapkan secara murni, sehingga siswa merasa tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa seolah-olah hanya diharuskan untuk menghafal fakta-fakta, sehingga siswa merasa bosan dan kurang berminat terhadap kegiatan pembelajaran. Keadaan yang demikian ternyata menjadi salah satu fakta yang berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa.
Pada ulangan harian pertama  (semester 2 ) sebelum diadakan siklus, siswa yang tuntas ( mencapai KKM ) atau memiliki nilai 60 keatas sebanyak 20 orang atau sebesar 55,6  %. Siswa yang tidak tuntas atau dengan nilai kurang dari 60 sebanyak 16 orang atau sebesar 44,4 %, dengan nilai rata-rata kelas 55,8.
            Dari gambaran keadaan diatas dapat disimpulkan bahwa  ketuntasan belajar kelas VIII C secara klasikal belum tuntas, karena baru mencapai 55,6% atau kurang dari 85 % siswa yang tuntas atau mendapatkan nilai minimal 60, nilai yang diperoleh siswapun masih berada pada nilai dengan tingkat sedangKondisi yang demikian mendorong peneliti untuk mengadakan inovasi dalam kegiatan pembelajaran dengan  mencoba melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui penggunaan media yang diharapkan dapat menjadi strategi untuk menarik minat siswa dalam belajar.
Penyebab mengapa prestasi belajar siswa rendah pada setiap ulangan harian dapat diduga antara lain karena siswa kurang memahami konsep pengajaran IPS. Siswa kurang termotivasi menyelesaikan tugas rumah ( PR ), minat baca siswa rendah, dan tidak mau bertanya pada saat proses pembelajaran. Guru masih menggunakan metode ceramah sehingga kurang melibatkan siswa untuk aktif dalam pelajaran, Akibatnya materi pelajaran menjadi kurang menarik.
Dari berbagai permasalahan di atas , ada satu masalah utama yang perlu mendapat perhatian, yaitu meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS. Upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS ialah dengan menggunakan media pembelajaran berupa Teka-Teki Silang ( TTS ). Menurut Soeparno, 1988 ), dalam proses pembelajaran siswa akan lebih mudah mencerna isi materi pelajaran bila digunakan alat bantu atau media, baik berupa media cetak ( buku, modul, brosur, atau sejenisnya ) atau media non cetak yang berupa media elektronik ( audio, videi, film, dsb. ). Teka-Teki Silang (Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ) adalah suatu permainan dimana kita harus mengisi ruang-ruang kosong berbentuk kotak putih dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya bisa dibagi kedalam kategori pertanyaan mendatar atau menurun, tergantung pada arah kata-kata yang harus diisi. Pemilihan media Teka-Teki Silang  cocok untuk diterapkan pada materi IPS  kelas VIII semester 2, karena materi-materi tersebut lingkupnya luas dan bersifat hafalan sehingga tidak efektif bila dilakukan pembelajaran dengan metode ceramah ataupun diskusi
Dengan menggunakan media ini diharapkan akan dapat menumbuhkan perhatian siswa terhadap mata pelajaran IPS, karena siswa akan aktif mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang harus diselesaikan. Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan hasil belajarnya.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini  adalah meningkatkan hasil belajar IPS melalui penggunaan Media Pembelajaran Teka-Teki Silang pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Pekalongan.
 METODE  PENELITIAN
        Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VIIIC yang siswanya berjumlah 36 orang, terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Kelas VIII C merupakan kelas yang mengalami kesulitan dalam memahami  konsep-konsep pembelajara IPS, karena hasil ulangan harian IPS mereka ketika semester 1 rata-rata dibawah KKM   ( kurang dari 60 ). Kondisi siswa sebagian besar adalah pasif dalam kegiatan pembelajaran, dan mereka cenderung bersifat masa bodoh. Sarana pembelajaran yang selama ini digunakan pada mata pelajaran IPS adalah buku paket, LKS, Peta, Atlas dan Globe.
     Metode  yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan  nilai antar siklus. Untuk alisis data dilakukan secara kuantitatif  dan kualitatif.  Analisa kuantitatif digunakan untuk menganalisa hasil test, sedangkan analisa kualitatif digunakan untuk menganalisa hasil observasi. Sumber data dalam kegiatan penelitian ini adalah : (1).   Siswa ,berupa hasil  proses pembelajaran dan evaluasi ( Post test ), (2). Guru  : berupa hasil pengamatan selama proses pembelajaran           
 Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data    adalah    dengan :
(1). Test, menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 : 223 ) digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Tes dilakukan dalam bentuk ulangan harian ( post test ) untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa dalam menerima pembelajaran melalui media TTS. Dilaksanakan setiap akhir siklus. Test ( Post Test ), digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, dilakukan evaluasi dalam bentuk post test pada akhir kegiatan pembelajaran.Hasil post test siswa adalah nilai prestasi belajar sebagai indikator kemampuan individu pada mata pelajaran IPS setelah memperoleh pembelajaran dengan media TTS. (2). Observasi ( pengamatan ),dilaksanakan dengan melakukan observasi ( pengamatan ) terhadap aktifitas     siswa pada saat pembelajaran dan mengamati kinerja guru dalam menerapkan media TTS pada kegiatan pembelajaran.      Observasi ( pengamatan ), digunakan oleh kolaborator untuk memperoleh data aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran menggunakan media TTS.(3).Dokumentasi, berupa daftar nilai ulangan harian sebelum kegiatan pembelajaran menggunakan media TTS.   
Instrumen/alat pengumpulan datanya meliputi : (1) Instrumen 1  :  berupa  lembar  pengamatan kegiatan guru, (2) Instrumen 2  :  berupa lembar pengamatan kegiatan siswa, (3) Instrumen 3  :  berupa lembar  penilaian.
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dalam setiap siklus, maka prosedur penelitian ini dilakukan melalui proses berupa : rencana, tindakan, observasi dan refleksi serta revisi hingga mencapai tujuan yang diharapkan.    
Rencana tindakan yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut : (1).Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), (2). Menyiapkan media pembelajaran berupa TTS untuk latihan soal-soal, (3).  Menyiapkan Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa, (4). Menyiapkan Lembar Pengamatan Kegiatan Guru, (5). Menyiapkan soal-soal post test, (6). Menyiapkan kunci jawaban  TTS dan Post Test.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan TTSsebagai  media pembelajaran adalah :
1.     Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2.   Guru menugaskan siswa untuk membaca buku-buku sumber ( buku-buku paket atau LKS ) dengan menunjukkan materi yang harus dikuasai dan memberikan batasan waktu ( 20 menit ).
3.        Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pendalaman materi tersebut, siswa ditugaskan untuk mengerjakan latihan soal-soal dalam bentuk TTS. Waktu mengerjakan TTS di batasi, ( 20 menit ).
4.        Guru mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran agar siswa berusaha  menyelesaikan tugasnya sendiri-sendiri.
5.        Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa untuk dievaluasi sebagai nilai tugas individual. Nilai siswa dihitung berdasarkan jumlah jawaban yang diisi dengan benar.
6.        Untuk menguji kemampuan siswa ( evaluasi ) guru melakukan ulangan dalam bentuk post test yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran
Kegiatan tindakan pada Siklus I dan II ini dilaksanakan dengan bantuan kolaborator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar