MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Kami Membantu Anda Menyusun PTK Lengkap dan Murah dengan Harga 300ribu/PTK, Ambil 2/3 PTK Akan Mendapat Harga Lebih Murah.
Hub Kami di 081222940294
WA : 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Melihat Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini
WA : 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Melihat Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini
PENDAHULUAN
Penelitian tindakan sudah sering dilakukan oleh para peneliti, namun
hasilnya kurang dirasakan dampaknya dalam usaha meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Hal ini terutama disebabkan karena penelitian
pendidik yang dilakukan oleh lembaga penelitian permasalahan yang
diangkat kurang mengangkat kondisi nyata yang terjadi di sekolah, kurang
berkaitan langsung dengan sumber masalahnya, mereka kurang memahami,
kurang melakukan identifikasi masalah yang ada dan dirasakan sehari-hari
oleh para pendidik di depan kelas. Disamping itu penyebarluasan hasil
penelitian kepada guru (praktisi) sangat jarang dan memakan waktu yang
sangat lama. Para pendidik sangat berharap ada masukan dari hasil
penelitian yang mampu membantu mengatasi masalah pembelajaran di kelas.
Namun belum terwujud, bahkan pendidik sendiri kemampuan meneliti masih
rendah. Rendahnya kemampuan para pelaksana pendidikan di lapangan sangat
berpengaruh positif terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
memberikan kesempatan kepada para pendidik atau tenaga kependidikan
untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan lainnya secara
profesional dan kolaboratif lewat penelitian tindakan. Upaya peningkatan
kompetensi\'pendidik tenaga kependidikan, untuk menyelesaikan
masalah-masalah pembelajaran akan memberi dampak positif dan ganda.
Pertama, kemampuan dalam mengatasi dan penyelesaikan masalah
pembelajaran akan semakin meningkat, kedua, penyelesaian masalah
pembelajaran melalui sebuah investasi akan dapat meningkatkan kualitas
isi, masukan, proses, saranaJprasarana, dan hasil belajar, ketiga,
peningkatan kedua kemampuan tersebut akan bernuansa pada peningkatan
kualitas lulusan.
PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Saat ini PTK sedang berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju
seperti Inggris, Amerika, Australia, Canada. Para ahli penelitian
pendidikan akhir-akhir ini manaruh perhatian yang cukup besar terhadap
PTK, mengapa demikian ? Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan
cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan
melihat pada siswa. Bahkan McNiff (1992 : 1) dalam bukunya yang berjudul
Action Research Principles and Practice memandang PTK sebagai bentuk
penelitian yang reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri
kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar,
pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.
Dalam PTK pendidik dapat melihat sendiri terhadap praktek pembelajaran
atau bersamaan guru lain yang ia dapat melakukan penelitian terhadap
siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran.
Dalam PTK guru secara refektif dapat menganalisis mensintesis terhadap
apa yang telah dilakukan di kelas. Pendek kata, dengan melakukan
penelitian tindakan, akan dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran
sehingga menjadi lebih efektif.
Haruslah pendidik mengobankan proses pembelajaran demi melakukan PTK?
Jawabnya tentu tidak. Justru dengan melakukan PTK akan dapat
meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajarannya. Penelitian
tindakan kelas tidak harus membebani pekerjaan pendidikan dalam,
kesehariannya. Jika dilakukan secara kolaboratif yang bertujuan
memperbaiki proses pembelajaran tidak akan mempengaruhi materi
pelajaran. Oleh sebab itu pendidik tidak perlu takut terganggu dalam
mencapai target kurikulumnya jika akan melaksanakan PTK.
Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara
teori dan praktek pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut
dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya
sendiri melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncakan, dilaksanakan,
dan di evaluasi. Dengan demikian diperoleh umpan balik yang sistematik
mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Disamping itu dapat dibuktikan suatu teori belajar mengajar untuk
diterapkan dengan baik di kelas yang ia tekuni. Jika sekiranya ada teori
yang tidak cocok dengan kondisi di kelasnya, melalui PTK pendidik dapat
mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses dan atau produk
belajar yang lebih efektif, optimal, fungsional. Selanjutnya PTK,
dilihat, dirasakan dan dihayati kemudian muncul pertanyaan apakah
praktek-praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki
efektivitas yang tinggi. Jika dengan penghayatannya itu dapat
disimpulkan bahwa praktek-praktek pembelajaran tertentu seperti :
pemberian pekerjaan rumah kepada siswa yang terlalu banyak, umpan balik
yang bersifat verbal terhadap kegiatan di kelas efektif, cara bertanya
pendidik kepada siswa di kelas tidak mampu merangsang siswa untuk
berfikir dan sebaliknya maka dapat dirumuskan secara tentatif tindakan
tertentu untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan melalui prosedur PTK.
PTK terkait dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang
dihadapi oleh para guru. Sebagai contoh, jika pendidik menghadapi
persoalan rendahnya minat baca siswa, jika pendidik ini sangat
menghambat rendahnya minat baca siswa, sehingga konsisi ini sangat
menghambat pencapaian tujuan kurikuler. Dengan penelitian tindakan kelas
dapat dicoba berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran
tertentu, seperti mencoba cerita-cerita lokal, menggunakan buku yang
memiliki cerita lucu, dan sebagainya. Dari program pembelajaran yang
dirancang sebagai bentuk PTK akhirnya guru dapat memperbaiki persoalan
rendahnya minat baca siswanya. Sebaliknya jika sebenarnya siswa telah
memiliki minat baca yang tinggi, akan tetapi tidak dapat memanf\'aatkan
bahan bacaan secara tepat, guru juga dapat melakukan PTK untuk mencari
dan memilih secara tepat terhadap kesalahan siswa dalam memanfaatkan
bahan bacaan yang kurang fungsional.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan sebagai
suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif,
kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,
kompetensi, dan situasi.
Gambar l. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993.p)
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kurikulum yang dipergunakan pada sistem pendid
ikan saat ini adalah
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pembelajaran lebih difokuskan kepada siswa atau
student center
sedangkan guru sebagai
fasilitator dalam pembelajaran.
Dalam hal ini, siswa dit
untut lebih aktif dalam pembelajaran
s
ehingga siswa dapat mengembangkan potensinya
secara optimal
. Karena pendidikan tidak
hanya digunakan untuk mempersiapkan siswa
dalam
memperoleh profesi atau jabatan tetapi
juga untuk
dapat
menyelesaikan masalah dalam ke
hidupan sehari
-
hari.
Seperti halnya dalam
pembelajaran sosiologi, proses pembelajarannya haruslah melibatkan proses mental siswa
secara maksimal, bukan hanya
menuntut siswa sekedar mendengar
, mencatat, akan tetapi
juga
menghendaki aktivitas siswa dalam pro
ses berfikir. Karena pembelajaran sosiologi
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
pemahaman
terhadap
fenomena
sosial
pada
ke
hidupan sehari
-
hari.
Selain itu, m
ateri pelajaran
sosiologi
juga
mencakup konsep
-
konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik
analisis dalam pengkajian
terhadap
berbagai
fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat.
Sehubungan dengan kompleksnya
mata pelajaran
sosiologi sebagaimana disebutkan
di atas maka sosiologi harus dipelajari atau diperoleh mel
alui proses belajar ya
ng berlangsung
secara kondusif
sehingga
siswa mampu mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dalam
me
lihat
fenomena
sosial yang terjadi pada
kehidupan sehari
-
hari
berdasarkan sudut pandang
sosiologi
.
Untuk mengetahui apakah siswa ters
ebut telah menguasai materi pembelajaran
yang telah diajarkan adalah dengan meningkatnya hasil belajar siswa.
Akan tetapi, fakta
dilapangan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi masih
rendah.
Permasalahan hasil belajar siswa p
ada mata pelajaran sosiologi masih rendah juga
terjadi pada siswa kelas
XI IPS 1 SMA Batik 1 Surakarta. Berdasarkan
hasil observasi yang
telah dilakukan
oleh peneliti sejak
bulan Desember
2012
,
diketahui bahwa
terdapat beberapa
permasalahan
di dalam kelas
XI IPS 1 SMA Batik 1 Surakarta yang mengakibatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajara
n sosiologi masih rendah adalah
1)
S
iswa
-
siswi pada kelas
tersebut masih bergaul secara berkelompok
-
kelompok sehingga belum bisa menyatu antara
kelompok a
nak yang satu
dengan yang lain; 2)
G
uru lebih sering menggunakan metode
konvensional yang lebih mementingkan hasil daripada proses pembelajaran sehingga
pembelajaran terkesan monoton; 3)
Siswa juga sulit dalam memahami materi pembelajaran
sosiologi karena mereka hanya d
ijelaskan sesuai yang ada pada buku pelajaran dan contoh
yang diberikan sebagian besar juga sama
seperti yang ada pada buku; 4)
K
eaktifan siswa
dalam
pembelajaran
juga kurang; 5)
Selain itu, dalam satu semester gasal ini, tercatat 5 (lima)
siswa
kelas XI I
PS 1
yang mendapat Bimbingan Konseling (BK) mengenai p
restasi
belajarnya yang menurun; 6)
Kemudian sebagian siswa
yaitu
57.14%
atau 20
siswa kelas XI
IPS 1 yang mengalami remidi
atau tidak mencapai KKM
pada
mata pelajaran sosiologi saat
ulangan mid semeste
r g
asal
, dimana KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada mata
pelajaran sosiologi di SMA Batik 1 Surakarta adalah 75
.
Fakta di atas menunjukkan hasil belajar siswa pada m
s
ata p
elajaran sosiologi masih
rendah
sehingga
s
alah satu jalan keluarnya adalah merubah
model pembelajarannya dengan
menerapkan
model pembelajaran
Problem Based Learning
(PBL)
pada mata pelajaran
sosiologi.
Model pembelajaran
Problem Based Learning
atau pembelajaran berbasis masalah
merupakan model pembelajaran yang berfokus kepada siswa ata
u
student center
. Model
pembelajaran berbasis masalah tersebut bercirikhaskan mengenai masalah
-
masalah pada
kehidupan nyata dan merupakan pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas
penyelidikan dalam memecahkan masalah tersebut. Dalam hal ini diharapkan
,
siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya karena ia akan memperoleh informasi dari
berbagai sumber belajar mengenai materi yang sedang dipelajari
.
Selain itu, m
odel
pembelajaran
berbasis masalah
ini membagi siswa ke dalam kelompok
-
kelompok dengan
p
ermasalahan yang berbeda
-
beda pada masing
-
masing kelompok tersebut. Pembagian
kelompok juga dilakukan secara heterogen sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa
untuk berinteraksi dengan siswa lain walaupun bukan peer groupnya, meningkatkan
partisipasi, s
aling membantu, dan saling bekerjasama dalam berdiskusi memecahkan
permasalahan yang mereka dapatkan serta berperan aktif di dalam pembelajaran sosiologi.
PENDAHULUAN
Penelitian tindakan sudah sering dilakukan oleh para peneliti, namun
hasilnya kurang dirasakan dampaknya dalam usaha meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Hal ini terutama disebabkan karena penelitian
pendidik yang dilakukan oleh lembaga penelitian permasalahan yang
diangkat kurang mengangkat kondisi nyata yang terjadi di sekolah, kurang
berkaitan langsung dengan sumber masalahnya, mereka kurang memahami,
kurang melakukan identifikasi masalah yang ada dan dirasakan sehari-hari
oleh para pendidik di depan kelas. Disamping itu penyebarluasan hasil
penelitian kepada guru (praktisi) sangat jarang dan memakan waktu yang
sangat lama. Para pendidik sangat berharap ada masukan dari hasil
penelitian yang mampu membantu mengatasi masalah pembelajaran di kelas.
Namun belum terwujud, bahkan pendidik sendiri kemampuan meneliti masih
rendah. Rendahnya kemampuan para pelaksana pendidikan di lapangan sangat
berpengaruh positif terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
memberikan kesempatan kepada para pendidik atau tenaga kependidikan
untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan lainnya secara
profesional dan kolaboratif lewat penelitian tindakan. Upaya peningkatan
kompetensi\'pendidik tenaga kependidikan, untuk menyelesaikan
masalah-masalah pembelajaran akan memberi dampak positif dan ganda.
Pertama, kemampuan dalam mengatasi dan penyelesaikan masalah
pembelajaran akan semakin meningkat, kedua, penyelesaian masalah
pembelajaran melalui sebuah investasi akan dapat meningkatkan kualitas
isi, masukan, proses, saranaJprasarana, dan hasil belajar, ketiga,
peningkatan kedua kemampuan tersebut akan bernuansa pada peningkatan
kualitas lulusan.
PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Saat ini PTK sedang berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju
seperti Inggris, Amerika, Australia, Canada. Para ahli penelitian
pendidikan akhir-akhir ini manaruh perhatian yang cukup besar terhadap
PTK, mengapa demikian ? Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan
cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan
melihat pada siswa. Bahkan McNiff (1992 : 1) dalam bukunya yang berjudul
Action Research Principles and Practice memandang PTK sebagai bentuk
penelitian yang reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri
kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar,
pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.
Dalam PTK pendidik dapat melihat sendiri terhadap praktek pembelajaran
atau bersamaan guru lain yang ia dapat melakukan penelitian terhadap
siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran.
Dalam PTK guru secara refektif dapat menganalisis mensintesis terhadap
apa yang telah dilakukan di kelas. Pendek kata, dengan melakukan
penelitian tindakan, akan dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran
sehingga menjadi lebih efektif.
Haruslah pendidik mengobankan proses pembelajaran demi melakukan PTK?
Jawabnya tentu tidak. Justru dengan melakukan PTK akan dapat
meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajarannya. Penelitian
tindakan kelas tidak harus membebani pekerjaan pendidikan dalam,
kesehariannya. Jika dilakukan secara kolaboratif yang bertujuan
memperbaiki proses pembelajaran tidak akan mempengaruhi materi
pelajaran. Oleh sebab itu pendidik tidak perlu takut terganggu dalam
mencapai target kurikulumnya jika akan melaksanakan PTK.
Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara
teori dan praktek pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut
dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya
sendiri melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncakan, dilaksanakan,
dan di evaluasi. Dengan demikian diperoleh umpan balik yang sistematik
mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Disamping itu dapat dibuktikan suatu teori belajar mengajar untuk
diterapkan dengan baik di kelas yang ia tekuni. Jika sekiranya ada teori
yang tidak cocok dengan kondisi di kelasnya, melalui PTK pendidik dapat
mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses dan atau produk
belajar yang lebih efektif, optimal, fungsional. Selanjutnya PTK,
dilihat, dirasakan dan dihayati kemudian muncul pertanyaan apakah
praktek-praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki
efektivitas yang tinggi. Jika dengan penghayatannya itu dapat
disimpulkan bahwa praktek-praktek pembelajaran tertentu seperti :
pemberian pekerjaan rumah kepada siswa yang terlalu banyak, umpan balik
yang bersifat verbal terhadap kegiatan di kelas efektif, cara bertanya
pendidik kepada siswa di kelas tidak mampu merangsang siswa untuk
berfikir dan sebaliknya maka dapat dirumuskan secara tentatif tindakan
tertentu untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan melalui prosedur PTK.
PTK terkait dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang
dihadapi oleh para guru. Sebagai contoh, jika pendidik menghadapi
persoalan rendahnya minat baca siswa, jika pendidik ini sangat
menghambat rendahnya minat baca siswa, sehingga konsisi ini sangat
menghambat pencapaian tujuan kurikuler. Dengan penelitian tindakan kelas
dapat dicoba berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran
tertentu, seperti mencoba cerita-cerita lokal, menggunakan buku yang
memiliki cerita lucu, dan sebagainya. Dari program pembelajaran yang
dirancang sebagai bentuk PTK akhirnya guru dapat memperbaiki persoalan
rendahnya minat baca siswanya. Sebaliknya jika sebenarnya siswa telah
memiliki minat baca yang tinggi, akan tetapi tidak dapat memanf\'aatkan
bahan bacaan secara tepat, guru juga dapat melakukan PTK untuk mencari
dan memilih secara tepat terhadap kesalahan siswa dalam memanfaatkan
bahan bacaan yang kurang fungsional.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan sebagai
suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif,
kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,
kompetensi, dan situasi.
Gambar l. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993.p)
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
PENDAHULUAN
Penelitian tindakan sudah sering dilakukan oleh para peneliti, namun
hasilnya kurang dirasakan dampaknya dalam usaha meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Hal ini terutama disebabkan karena penelitian
pendidik yang dilakukan oleh lembaga penelitian permasalahan yang
diangkat kurang mengangkat kondisi nyata yang terjadi di sekolah, kurang
berkaitan langsung dengan sumber masalahnya, mereka kurang memahami,
kurang melakukan identifikasi masalah yang ada dan dirasakan sehari-hari
oleh para pendidik di depan kelas. Disamping itu penyebarluasan hasil
penelitian kepada guru (praktisi) sangat jarang dan memakan waktu yang
sangat lama. Para pendidik sangat berharap ada masukan dari hasil
penelitian yang mampu membantu mengatasi masalah pembelajaran di kelas.
Namun belum terwujud, bahkan pendidik sendiri kemampuan meneliti masih
rendah. Rendahnya kemampuan para pelaksana pendidikan di lapangan sangat
berpengaruh positif terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
memberikan kesempatan kepada para pendidik atau tenaga kependidikan
untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan lainnya secara
profesional dan kolaboratif lewat penelitian tindakan. Upaya peningkatan
kompetensi\'pendidik tenaga kependidikan, untuk menyelesaikan
masalah-masalah pembelajaran akan memberi dampak positif dan ganda.
Pertama, kemampuan dalam mengatasi dan penyelesaikan masalah
pembelajaran akan semakin meningkat, kedua, penyelesaian masalah
pembelajaran melalui sebuah investasi akan dapat meningkatkan kualitas
isi, masukan, proses, saranaJprasarana, dan hasil belajar, ketiga,
peningkatan kedua kemampuan tersebut akan bernuansa pada peningkatan
kualitas lulusan.
PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Saat ini PTK sedang berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju
seperti Inggris, Amerika, Australia, Canada. Para ahli penelitian
pendidikan akhir-akhir ini manaruh perhatian yang cukup besar terhadap
PTK, mengapa demikian ? Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan
cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan
melihat pada siswa. Bahkan McNiff (1992 : 1) dalam bukunya yang berjudul
Action Research Principles and Practice memandang PTK sebagai bentuk
penelitian yang reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri
kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar,
pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.
Dalam PTK pendidik dapat melihat sendiri terhadap praktek pembelajaran
atau bersamaan guru lain yang ia dapat melakukan penelitian terhadap
siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran.
Dalam PTK guru secara refektif dapat menganalisis mensintesis terhadap
apa yang telah dilakukan di kelas. Pendek kata, dengan melakukan
penelitian tindakan, akan dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran
sehingga menjadi lebih efektif.
Haruslah pendidik mengobankan proses pembelajaran demi melakukan PTK?
Jawabnya tentu tidak. Justru dengan melakukan PTK akan dapat
meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajarannya. Penelitian
tindakan kelas tidak harus membebani pekerjaan pendidikan dalam,
kesehariannya. Jika dilakukan secara kolaboratif yang bertujuan
memperbaiki proses pembelajaran tidak akan mempengaruhi materi
pelajaran. Oleh sebab itu pendidik tidak perlu takut terganggu dalam
mencapai target kurikulumnya jika akan melaksanakan PTK.
Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara
teori dan praktek pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut
dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya
sendiri melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncakan, dilaksanakan,
dan di evaluasi. Dengan demikian diperoleh umpan balik yang sistematik
mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Disamping itu dapat dibuktikan suatu teori belajar mengajar untuk
diterapkan dengan baik di kelas yang ia tekuni. Jika sekiranya ada teori
yang tidak cocok dengan kondisi di kelasnya, melalui PTK pendidik dapat
mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses dan atau produk
belajar yang lebih efektif, optimal, fungsional. Selanjutnya PTK,
dilihat, dirasakan dan dihayati kemudian muncul pertanyaan apakah
praktek-praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki
efektivitas yang tinggi. Jika dengan penghayatannya itu dapat
disimpulkan bahwa praktek-praktek pembelajaran tertentu seperti :
pemberian pekerjaan rumah kepada siswa yang terlalu banyak, umpan balik
yang bersifat verbal terhadap kegiatan di kelas efektif, cara bertanya
pendidik kepada siswa di kelas tidak mampu merangsang siswa untuk
berfikir dan sebaliknya maka dapat dirumuskan secara tentatif tindakan
tertentu untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan melalui prosedur PTK.
PTK terkait dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang
dihadapi oleh para guru. Sebagai contoh, jika pendidik menghadapi
persoalan rendahnya minat baca siswa, jika pendidik ini sangat
menghambat rendahnya minat baca siswa, sehingga konsisi ini sangat
menghambat pencapaian tujuan kurikuler. Dengan penelitian tindakan kelas
dapat dicoba berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran
tertentu, seperti mencoba cerita-cerita lokal, menggunakan buku yang
memiliki cerita lucu, dan sebagainya. Dari program pembelajaran yang
dirancang sebagai bentuk PTK akhirnya guru dapat memperbaiki persoalan
rendahnya minat baca siswanya. Sebaliknya jika sebenarnya siswa telah
memiliki minat baca yang tinggi, akan tetapi tidak dapat memanf\'aatkan
bahan bacaan secara tepat, guru juga dapat melakukan PTK untuk mencari
dan memilih secara tepat terhadap kesalahan siswa dalam memanfaatkan
bahan bacaan yang kurang fungsional.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan sebagai
suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif,
kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,
kompetensi, dan situasi.
Gambar l. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993.p)
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
PENDAHULUAN
Penelitian tindakan sudah sering dilakukan oleh para peneliti, namun
hasilnya kurang dirasakan dampaknya dalam usaha meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Hal ini terutama disebabkan karena penelitian
pendidik yang dilakukan oleh lembaga penelitian permasalahan yang
diangkat kurang mengangkat kondisi nyata yang terjadi di sekolah, kurang
berkaitan langsung dengan sumber masalahnya, mereka kurang memahami,
kurang melakukan identifikasi masalah yang ada dan dirasakan sehari-hari
oleh para pendidik di depan kelas. Disamping itu penyebarluasan hasil
penelitian kepada guru (praktisi) sangat jarang dan memakan waktu yang
sangat lama. Para pendidik sangat berharap ada masukan dari hasil
penelitian yang mampu membantu mengatasi masalah pembelajaran di kelas.
Namun belum terwujud, bahkan pendidik sendiri kemampuan meneliti masih
rendah. Rendahnya kemampuan para pelaksana pendidikan di lapangan sangat
berpengaruh positif terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
memberikan kesempatan kepada para pendidik atau tenaga kependidikan
untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan lainnya secara
profesional dan kolaboratif lewat penelitian tindakan. Upaya peningkatan
kompetensi\'pendidik tenaga kependidikan, untuk menyelesaikan
masalah-masalah pembelajaran akan memberi dampak positif dan ganda.
Pertama, kemampuan dalam mengatasi dan penyelesaikan masalah
pembelajaran akan semakin meningkat, kedua, penyelesaian masalah
pembelajaran melalui sebuah investasi akan dapat meningkatkan kualitas
isi, masukan, proses, saranaJprasarana, dan hasil belajar, ketiga,
peningkatan kedua kemampuan tersebut akan bernuansa pada peningkatan
kualitas lulusan.
PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Saat ini PTK sedang berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju
seperti Inggris, Amerika, Australia, Canada. Para ahli penelitian
pendidikan akhir-akhir ini manaruh perhatian yang cukup besar terhadap
PTK, mengapa demikian ? Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan
cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan
melihat pada siswa. Bahkan McNiff (1992 : 1) dalam bukunya yang berjudul
Action Research Principles and Practice memandang PTK sebagai bentuk
penelitian yang reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri
kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar,
pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.
Dalam PTK pendidik dapat melihat sendiri terhadap praktek pembelajaran
atau bersamaan guru lain yang ia dapat melakukan penelitian terhadap
siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran.
Dalam PTK guru secara refektif dapat menganalisis mensintesis terhadap
apa yang telah dilakukan di kelas. Pendek kata, dengan melakukan
penelitian tindakan, akan dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran
sehingga menjadi lebih efektif.
Haruslah pendidik mengobankan proses pembelajaran demi melakukan PTK?
Jawabnya tentu tidak. Justru dengan melakukan PTK akan dapat
meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajarannya. Penelitian
tindakan kelas tidak harus membebani pekerjaan pendidikan dalam,
kesehariannya. Jika dilakukan secara kolaboratif yang bertujuan
memperbaiki proses pembelajaran tidak akan mempengaruhi materi
pelajaran. Oleh sebab itu pendidik tidak perlu takut terganggu dalam
mencapai target kurikulumnya jika akan melaksanakan PTK.
Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara
teori dan praktek pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut
dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya
sendiri melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncakan, dilaksanakan,
dan di evaluasi. Dengan demikian diperoleh umpan balik yang sistematik
mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Disamping itu dapat dibuktikan suatu teori belajar mengajar untuk
diterapkan dengan baik di kelas yang ia tekuni. Jika sekiranya ada teori
yang tidak cocok dengan kondisi di kelasnya, melalui PTK pendidik dapat
mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses dan atau produk
belajar yang lebih efektif, optimal, fungsional. Selanjutnya PTK,
dilihat, dirasakan dan dihayati kemudian muncul pertanyaan apakah
praktek-praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki
efektivitas yang tinggi. Jika dengan penghayatannya itu dapat
disimpulkan bahwa praktek-praktek pembelajaran tertentu seperti :
pemberian pekerjaan rumah kepada siswa yang terlalu banyak, umpan balik
yang bersifat verbal terhadap kegiatan di kelas efektif, cara bertanya
pendidik kepada siswa di kelas tidak mampu merangsang siswa untuk
berfikir dan sebaliknya maka dapat dirumuskan secara tentatif tindakan
tertentu untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan melalui prosedur PTK.
PTK terkait dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang
dihadapi oleh para guru. Sebagai contoh, jika pendidik menghadapi
persoalan rendahnya minat baca siswa, jika pendidik ini sangat
menghambat rendahnya minat baca siswa, sehingga konsisi ini sangat
menghambat pencapaian tujuan kurikuler. Dengan penelitian tindakan kelas
dapat dicoba berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran
tertentu, seperti mencoba cerita-cerita lokal, menggunakan buku yang
memiliki cerita lucu, dan sebagainya. Dari program pembelajaran yang
dirancang sebagai bentuk PTK akhirnya guru dapat memperbaiki persoalan
rendahnya minat baca siswanya. Sebaliknya jika sebenarnya siswa telah
memiliki minat baca yang tinggi, akan tetapi tidak dapat memanf\'aatkan
bahan bacaan secara tepat, guru juga dapat melakukan PTK untuk mencari
dan memilih secara tepat terhadap kesalahan siswa dalam memanfaatkan
bahan bacaan yang kurang fungsional.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan sebagai
suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif,
kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,
kompetensi, dan situasi.
Gambar l. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993.p)
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
PENDAHULUAN
Penelitian tindakan sudah sering dilakukan oleh para peneliti, namun
hasilnya kurang dirasakan dampaknya dalam usaha meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Hal ini terutama disebabkan karena penelitian
pendidik yang dilakukan oleh lembaga penelitian permasalahan yang
diangkat kurang mengangkat kondisi nyata yang terjadi di sekolah, kurang
berkaitan langsung dengan sumber masalahnya, mereka kurang memahami,
kurang melakukan identifikasi masalah yang ada dan dirasakan sehari-hari
oleh para pendidik di depan kelas. Disamping itu penyebarluasan hasil
penelitian kepada guru (praktisi) sangat jarang dan memakan waktu yang
sangat lama. Para pendidik sangat berharap ada masukan dari hasil
penelitian yang mampu membantu mengatasi masalah pembelajaran di kelas.
Namun belum terwujud, bahkan pendidik sendiri kemampuan meneliti masih
rendah. Rendahnya kemampuan para pelaksana pendidikan di lapangan sangat
berpengaruh positif terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
memberikan kesempatan kepada para pendidik atau tenaga kependidikan
untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan lainnya secara
profesional dan kolaboratif lewat penelitian tindakan. Upaya peningkatan
kompetensi\'pendidik tenaga kependidikan, untuk menyelesaikan
masalah-masalah pembelajaran akan memberi dampak positif dan ganda.
Pertama, kemampuan dalam mengatasi dan penyelesaikan masalah
pembelajaran akan semakin meningkat, kedua, penyelesaian masalah
pembelajaran melalui sebuah investasi akan dapat meningkatkan kualitas
isi, masukan, proses, saranaJprasarana, dan hasil belajar, ketiga,
peningkatan kedua kemampuan tersebut akan bernuansa pada peningkatan
kualitas lulusan.
PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Saat ini PTK sedang berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju
seperti Inggris, Amerika, Australia, Canada. Para ahli penelitian
pendidikan akhir-akhir ini manaruh perhatian yang cukup besar terhadap
PTK, mengapa demikian ? Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan
cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan
melihat pada siswa. Bahkan McNiff (1992 : 1) dalam bukunya yang berjudul
Action Research Principles and Practice memandang PTK sebagai bentuk
penelitian yang reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri
kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar,
pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.
Dalam PTK pendidik dapat melihat sendiri terhadap praktek pembelajaran
atau bersamaan guru lain yang ia dapat melakukan penelitian terhadap
siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran.
Dalam PTK guru secara refektif dapat menganalisis mensintesis terhadap
apa yang telah dilakukan di kelas. Pendek kata, dengan melakukan
penelitian tindakan, akan dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran
sehingga menjadi lebih efektif.
Haruslah pendidik mengobankan proses pembelajaran demi melakukan PTK?
Jawabnya tentu tidak. Justru dengan melakukan PTK akan dapat
meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajarannya. Penelitian
tindakan kelas tidak harus membebani pekerjaan pendidikan dalam,
kesehariannya. Jika dilakukan secara kolaboratif yang bertujuan
memperbaiki proses pembelajaran tidak akan mempengaruhi materi
pelajaran. Oleh sebab itu pendidik tidak perlu takut terganggu dalam
mencapai target kurikulumnya jika akan melaksanakan PTK.
Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara
teori dan praktek pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut
dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya
sendiri melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncakan, dilaksanakan,
dan di evaluasi. Dengan demikian diperoleh umpan balik yang sistematik
mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Disamping itu dapat dibuktikan suatu teori belajar mengajar untuk
diterapkan dengan baik di kelas yang ia tekuni. Jika sekiranya ada teori
yang tidak cocok dengan kondisi di kelasnya, melalui PTK pendidik dapat
mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses dan atau produk
belajar yang lebih efektif, optimal, fungsional. Selanjutnya PTK,
dilihat, dirasakan dan dihayati kemudian muncul pertanyaan apakah
praktek-praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki
efektivitas yang tinggi. Jika dengan penghayatannya itu dapat
disimpulkan bahwa praktek-praktek pembelajaran tertentu seperti :
pemberian pekerjaan rumah kepada siswa yang terlalu banyak, umpan balik
yang bersifat verbal terhadap kegiatan di kelas efektif, cara bertanya
pendidik kepada siswa di kelas tidak mampu merangsang siswa untuk
berfikir dan sebaliknya maka dapat dirumuskan secara tentatif tindakan
tertentu untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan melalui prosedur PTK.
PTK terkait dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang
dihadapi oleh para guru. Sebagai contoh, jika pendidik menghadapi
persoalan rendahnya minat baca siswa, jika pendidik ini sangat
menghambat rendahnya minat baca siswa, sehingga konsisi ini sangat
menghambat pencapaian tujuan kurikuler. Dengan penelitian tindakan kelas
dapat dicoba berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran
tertentu, seperti mencoba cerita-cerita lokal, menggunakan buku yang
memiliki cerita lucu, dan sebagainya. Dari program pembelajaran yang
dirancang sebagai bentuk PTK akhirnya guru dapat memperbaiki persoalan
rendahnya minat baca siswanya. Sebaliknya jika sebenarnya siswa telah
memiliki minat baca yang tinggi, akan tetapi tidak dapat memanf\'aatkan
bahan bacaan secara tepat, guru juga dapat melakukan PTK untuk mencari
dan memilih secara tepat terhadap kesalahan siswa dalam memanfaatkan
bahan bacaan yang kurang fungsional.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan sebagai
suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif,
kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,
kompetensi, dan situasi.
Gambar l. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993.p)
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar