Penerapan Pembelajaran Model STAD Dengan Variasi
Kami Membantu Anda Menyusun PTK Lengkap dan Murah dengan Harga 300ribu/PTK, Ambil 2/3 PTK Akan Mendapat Harga Lebih Murah.
Hub Kami di 081222940294WA : 081222940294BBM: 5AA33306 Untuk Melihat Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu bagian dari mata pelajaran IPS Terpadu yang kurang diminati
siswa dalam belajar IPS Terpadu adalah materi sejarah . Mayoritas siswa
menolak dan menghindari materi sejarah, alasannya siswa menganggap
bahan ajar sejarah itu sulit, banyak menghafal dan kurang menarik
karena cara penyampaiannya banyak dilakukan dengan ceramah (cerita)..
Untuk menyikapi permasalahan tersebut, Guru harus memiliki beragam
kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Salah satu tuntutannya adalah memiliki kreasi dan daya
inovatif dalam mengembangkan model-model pembelajaran yang menarik
siswa. Sehingga pembelajaran yang semula dianggap sulit dan dianggap
membosankan menjadi menarik. Tidak hanya menarik tetapi yang utama
adalah mampu meningkatkan prestasi belajar siswa seperti yang tertuang
dalam tuntutan kurikulum.
Menciptakan model pembelajaran yang menarik bagi siswa tidak mudah,
perlu kecerrmatan dari guru dalam menentukan dan menerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang akan
diberikan (diajarkan) sehingga tercipta proses belajar mengajar yang
efektif. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model
pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, dalam pembelajaran IPS Terpadu
khususnya materi sejarah persoalan belajar yang sering dijumpai adalah
siswa sulit menerima materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini
disebabkan karena siswa tidak menyukai materi pelajaran sejarah,
pelajaran yang disampaikan menjemukan, sulit dipahami, banyak menghafal
dan terkesan kurang menarik. Oleh karena itu semakin baik suatu model
pembelajaran yang dipergunakan, maka semakin mudah tujuan pembelajaran
dapat tercapai. dalam memberikan pelajaran. Model pembelajaran efektif
digunakan dalam proses pembelajaran bergantung pada bermacam-macam
faktor antara lain: tujuan yang akan dicapai, kemampuan guru dalam
menggunakan model pembelajaran, kemampuan siswa, besarnya kelompok yang
akan diajar, waktu, dan fasilitas yang tersedia.
Mutu pendidikan khususnya pendidikan IPS , tentunya tidak bisa lepas
dari tiga faktor, yaitu sekolah sebagai tempat terlaksananya pendidikan,
guru sebagai pelaksana dan siswa sebagai peserta pendidikan. Ketiga
faktor tersebut menjadi kurang berarti meskipun sudah disiapkan dengan
baik, jika penyampaian materi pelajaran guru menggunakan metode atau
cara yang kurang tepat. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka pada
setiap akhir program pembelajaran dilakukan evaluasi. Salah satu hasil
evaluasi tersebut adalah prestasi belajar siswa. Namun dewasa ini
prestasi belajar yang diperoleh siswa terutama dalam mata pelajaran IPS
Terpadu khususnya di SMP Negeri 1 Kayangan masih tergolong rendah.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan harian IPS Terpadu yang
pertama pada kompetensi dasar 1.2 Mendeskripsikan Perang Dunia II
(termasuk pendudukan Jepang) serta pengaruhnya terhadap keadaan sosial,
ekonomi, dan politik di Indonesia hanya mencapai rerata 57,8 dan hanya
50% siswa mencapai nilai 60 atau >60 . Padahal idealnya minimal
harus mencapai 100% siswa mendapat 60 atau >60. Kondisi tersebut
disebabkan oleh kenyataan sehari-hari yang menunjukkan bahwa siswa
kelihatannya jenuh mengikuti pelajaran IPS . Pembelajaran sehari-hari
menggunakan metode ceramah dan latihan-latihan soal secara individual,
dan tidak ada interaksi antar siswa yang pandai, sedang, dan normal. Hal
ini terbukti sebagian besar siswa mengeluh apabila diajak belajar IPS
Terpadu . Sering jika diberi tugas tidak selesai tepat waktu, dan lebih
suka bermain dan mengobrol, alasannya pelajaran IPS memusingkan dan
lain-lain.
Menyikapi kondisi tersebut penulis sebagai guru IPS
Terpadu kelas IX.A yang harus menyiapkan peserta didik menuju ujian
akhir sekolah dan diharapkan mampu bersaing dalam mengikuti tes masuk
SMA Negeri, selalu berusaha memperbaiki pembelajaran dengan
mengkondisikan pembelajaran yang memudahkan, mengasyikkan, dan
menyenangkan bagi siswa. Usaha tersebut akan diwujudkan dalam suatu
penelitian tindakan kelas yang akan menerapkan pembelajaran STAD dengan
variasi bermain kuis.
Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision)
adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang dikembangkan berdasarkan
teori belajar Kognitif-Konstruktivis yang diyakini oleh pencetusnya
Vygotsky memiliki keunggulan yaitu fungsi mental yang lebih tinggi akan
muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu. (Depag RI, 2004).
STAD juga memiliki keunggulan bahwa siswa yang dikelompokkan secara
heterogen berdasarkan kemampuan siswa terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial
akan terjadi interaksi yang positif dalam menyelesaikan masalah, seperti
tutor sebaya dan lain-lain. Jika sebelumnya tidak ada interaksi antar
individu, maka dalam STAD siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan
masalah sampai semua anggota kelompok dapat menyelesaikan masalah.
Kelompok dikatakan tidak selesai jika ada anggotanya belum selesai.
Bermain kuis adalah permainan yang mengasyikkan bagi
anak-anak usia sekolah dasar/setingkat SMP. Untuk itu pembelajaran
dilanjutkan dengan bermain kuis antar kelompok agar pembelajaran IPS
Terpadu yang dianggap membosankan akan berubah menjadi menyenangkan,
mengasyikkan, dan akhirnya semangat belajar siswa meningkat serta hasil
belajar /prestasi juga meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar