UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
Kami Membantu Anda Menyusun PTK Lengkap dan Murah dengan Harga 300ribu/PTK, Ambil 2/3 PTK Akan Mendapat Harga Lebih Murah.
Hub Kami di 081222940294
WA : 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Melihat Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini
WA : 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Melihat Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu interaksi manusia antara pendidik atau guru
dengan anak didik atau siswa yang dapat menunjang pengembangan manusia
seutuhnya yang berorientasi pada nilai-nilai dan pelestarian serta pengembangan
kebudayaan yang berhubungan dengan usaha-usaha pengembangan manusia tersebut.
Pendidikan dipandang sebagai salah satu faktor utama yang menentukan
pertumbuhan ekonomi, yaitu melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja
terdidik. Disamping itu pendidikan dipandang mempunyai peranan penting dalam
menjamin perkembangan dan kelangsungan bangsa. Kualitas pendidikan dapat
diketahui dari dua hal, yaitu : kualitas proses dan produk (Sudjana, 2004:35).
Pendidikan dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran
yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen-komponen pendidikan,
seperti mencakup tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran,
strategi atau metode belajar mengajar,
alat dan sumber pelajaran serta evaluasi (Sugito, 1994:3). Komponen- komponen
tersebut dilibatkan secara langsung tanpa menonjolkan salah satu komponen saja,
akan tetapi komponen tersebut diberdayakan secara bersama-sama.
Namun, untuk menciptakan pendidikan yang efektif sangat sulit. Salah satu masalah
yang mendasar dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan
proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien,
tidak terkecuali pada pelajaran sejarah. Ada yang menyatakan bahwa memberikan
pelajaran sejarah merupakan sesuatu yang tidak masuk akal atau tidak mungkin
sama sekali, karena pelajaran sejarah bukan sebagai dasar ilmu pengetahuan,
bahkan sangat mengaburkan konsep dan prinsip sejarah. Padahal bangsa manapun di
dunia, tidak pernah ada suatu bangsa yang melupakan sejarah bangsanya,
asal-usul dan perjuangan mereka untuk hidup dan merdeka, karena sejarah
merupakan satu bagian dari kelompok ilmu yang berdiri sendiri. Tujuan yang
luhur dari sejarah adalah menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air
bangsa dan negara, serta pengajaran sejarah merupakan sumber inspirasi terhadap
hubungan antarbangsa dan negara, sehingga anak memahami bahwa ia merupakan
bagian dari masyarakat negara di dunia.(Kasmadi,1996:13).
Dalam proses pembelajaran sejarah di kelas XI
IPS 1 misalnya, diketahui minat siswa
dalam belajar sejarah justru sangat rendah dan lebih banyak membuat siswa
menjadi bosan. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa selama KBM, siswa banyak
yang bercerita sendiri dengan temanya dan ada siswa yang mengerjakan tugas mata
pelajaran lain sewktu gurunya menerangkan. Penyediaan buku-buku pelajaran
sejarah yang selama ini ternyata kurang efektif, karena lebih bersifat
memberikan materi instan tentang fakta sejarah kepada para siswa daripada
memberikan daya kreatif siswa untuk memahami sebuah peristiwa sejarah. Penulis
buku tidak memberikan ruang berfikir kepada siswa tentang bagaimana sebuah
fakta sejarah muncul, dan narasi sejarah disajikan. Akibatnya siswa tidak dapat
terlarut dalam sebuah narasi sejarah, sehingga siswa bosan membaca teks sejarah
di sekolah. Siswa juga jarang untuk diajak berdialog tentang bagaimana sebuah
karya sejarah dalam periode tertentu muncul. Untuk itu, pengajaran sejarah yang
hendak mewujudkan inti dan tujuanya maka perlu di buat menarik. Pengembangan
daya tarik pelajaran sejarah terutama pada pendidik sejarah, sebab di tangan
pendidik sejarah akan tampak jiwa sejarah itu. Apakah pendidikan sejarah akan
membosankan, menjenuhkan atau tidak menarik, pelajaran sejarah bersifat
menghafalkan, juga sangat di tentukan oleh pendidik sejarah (Latief,2006:100).
Dalam menerapkan model pembelajaran seharusnya melihat dari karakter
siswa yang di ajar dan tidak hanya satu metode pembelajaran yang di pakai, bisa
di ganti sesuai materi yang akan di ajarkan, hal ini agar siswa yang di ajar
tidak bosan dengan model pembelajaran yang di terapkan oleh guru. Upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan harus terus-menerus dilakukan pembaharuan baik
secara konvensional maupun inovatif. Hal ini lebih terfokus lagi setelah
diamanatkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Selama KBM guru perlu memberdayakan seluruh potensi dirinya
sehingga sebagian besar siswa mampu mencapai kompetensi individual yang
diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Agar siswa mampu belajar sampai
pada tingkat pemahaman. Siswa mampu mempelajari fakta, konsep, prinsip, hukum,
teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum mampu
menerapkannya secara efektif dalam pemecahan.
Di era sekarang ini diperlukan pengetahuan dan keanekaragaman
keterampilan agar siswa mampu memberdayakan dirinya untuk menemukan,
menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi, serta melahirkan gagasan
kreatif untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan. Dari banyaknya
model pembelajaran yang bisa di katakan menarik adalah model pembelajaran
bentuk sosiodrama atau role playing, karena sejarah merupakan peristiwa masa
lalu yang bisa di simulasikan atau di gambarkan. Hal ini juga di dukung dengan
kebanyakan para siswa kelas XI IPS 1 yang berkeinginan menunjukan kemampuan dan
bakatnya dalam bermain peran. Metode sosiodrama ialah cara mengajar yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memainkan peran
tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (Djamarah, 2005:238).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar