RANGKUMAN MATERI DAN GEOGRAFI KELAS 12 SMA IPS
Kami Membantu Anda Menyusun PTK Lengkap dan Murah dengan Harga 300ribu/PTK, Ambil 2/3 PTK Akan Mendapat Harga Lebih Murah.
Hub Kami di 081222940294
WA : 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Melihat Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini
WA : 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Melihat Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini
A. Definisi Peta
Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, bahwa ilmu yang mempelajari peta disebut kartografi, sedangkan orang yang ahli di bidang perpetaan disebut kartograf. Menjadi kartograf butuh persyaratan tertentu. Erwin Raisz mengatakan ada empat bekal pengetahuan yang harus dimiliki seorang kartograf.
1. 50% memiliki pengetahuan tentang geografi.
2. 30% mempunyai bakat seni.
3. 10% mengetahui ilmu pasti.
4. 10% mengetahui ilmu-ilmu lain.
Menurut Erwin Raisz, peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil dengan berbagai kenampakan dan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal. Pengertian peta secara umum, mengartikan peta sebagai gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakan pada suatu bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.
Berbeda dengan pengertian umum, Organisasi Katografi Internasional (International Cartographic Association [ICA]), mendefinisikan peta sebagai suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan abstrak permukaan Bumi dan benda-benda angkasa. Satu hal yang berbeda, definisi dari ICA, melepaskan definisi peta yang terikat pada gambaran muka Bumi, dan meluaskannya pada penggambaran objek-objek di ruang angkasa. Hal ini dibutuhkan karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sains, telah membentangkan sayapnya hingga ke tempat-tempat lain di luar Bumi. Jadi, peta pun digunakan dalam ilmu astronomi untuk memetakan daerah eksplorasi baru di jagat raya. Tentu saja, tanpa melepaskan karakteristik esensialnya yaitu penggambaran dalam bentuk dua dimensi dengan menggunakan skala dan simbol.
B. Garis Astronomis, Skala, Simbol, Lettering, dan Warna Peta
Peta berbeda dengan gambar biasa. Agar mampu memahami peta, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu mengenai garis astronomis, skala, simbol, lettering, dan warna peta.
1. Garis Astronomis
Di kehidupan nyata, jangan harap bisa menemukan garis astronomis di atas permukaan bumi. Ini disebabkan garis astronomis merupakan garis khayal yang dibuat dan digunakan untuk mempermudah menentukan posisi suatu tempat di muka bumi. Garis astronomis dinyatakan dalam bentuk koordinat garis lintang dan garis bujur. Garis lintang (latitude) merupakan garis khayal yang melingkari Bumi secara horizontal. Beberapa istilah penting pada garis lintang adalah sebagai berikut:
a. Khatulistiwa atau ekuator, yaitu garis lintang 0° dan membagi Bumi menjadi dua bagian yaitu belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan. Garis-garis lintang di belahan Bumi utara dinamakan Lintang Utara (disingkat LU) dan garis-garis di belahan Bumi selatan dinamakan Lintang Selatan (disingkat LS).
b. Garis balik utara (tropic of cancer), ialah garis lintang 23,5° LU. Garis lintang ini merupakan garis khayal tempat titik tertinggi Matahari di belahan Bumi utara dan mengakibatkan musim panas di belahan Bumi utara.
c. Garis balik selatan (tropic of capricorn), ialah garis lintang 23,5° LS. Garis ini merupakan tempat titik tertinggi Matahari di belahan Bumi Selatan dan mengakibatkan musim panas di belahan Bumi selatan pula.
d. Lingkaran Arktik, ialah garis lintang 66,5° LU. Wilayah yang berada di lintang 66,5° LU hingga 90° LU mengalami fenomena malam selama enam bulan berturut-turut, yaitu ketika Matahari berada di belahan Bumi selatan (23,5° LS). Fenomena siang selama enam bulan berturutturut juga terjadi, yaitu ketika Matahari berada di belahan Bumi utara (23,5° LU).
e. Lingkaran Antartika, ialah garis 66,5° LS. Wilayah yang berada lintang 66,5° LS hingga 90° LS juga mengalami fenomena malam selama enam bulan berturut-turut dan siang selama enam bulan berturut-turut pula. Ketika wilayah di lingkaran Arktik tengah mengalami siang selama enam bulan, di lingkaran Antartika tengah mengalami malam selama enam bulan. Sebaliknya apabila lingkaran Arktik tengah mengalami malam selama enam bulan, lingkaran Antartika mengalami siang selama enam bulan pula.
f. Titik Kutub Utara, ialah titik tempat 90° LU berada.
g. Titik Kutub Selatan, ialah titik tempat 90° LS berada.
Jika garis lintang melingkari Bumi secara horizontal maka garis bujur melingkari Bumi secara vertikal. Garis bujur (longitude/meridian) diartikan sebagai garis khayal yang membujur dan menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Beberapa istilah penting berkaitan dengan garis bujur adalah sebagai berikut.
a. Bujur Timur (BT), ialah garis bujur dari Kota Greenwhich ke arah timur (0° BT-180° BT).
b. Bujur Barat (BB), ialah garis bujur dari Kota Greenwhich ke arah barat (0° BB-180° BB).
c. Garis tanggal internasional (international date line) adalah garis bujur tempat berhimpitnya garis 180° BT dengan 180° BB.
Satuan yang digunakan dalam koordinat astonomis adalah derajat (°), menit ('). dan detik ("). Menit dan detik dalam hal ini, bukan berarti satuanwaktu, tetapi pembagian lintang dan bujur secara spesifik. Aturan penggunaan satuan lintang dan bujur adalah sebagai berikut.
a. 1° (dibaca satu derajat) = 60 menit
b. 1' (dibaca satu menit) = 60 detik
c. 1" (dibaca satu detik)
Contoh
Kota A berada pada posisi 4°30'24" LU dan 126°30'15" BB. Maka dibaca,
Kota A berada pada posisi empat derajat tiga puluh menit dua puluh empat detik Lintang Utara dan seratus dua puluh enam derajat tiga puluh detik lima belas menit Bujur Barat.
2. Skala
Bukanlah peta jika tidak memiliki skala. Skala merupakan perbandingan jarak, bentuk, dan ukuran yang tergambar di peta dengan keadaan sesungguhnya di lapangan. Skala dapat dinyatakan dalam bentuk numerik (angka), skala grafik (tongkat), dan skala verbal.
a. Skala Numerik (Angka)
Skala numerik atau angka adalah skala peta yang menggunakan angka atau bilangan pecahan sebagai pembanding jarak. Skala ini dapat berupa perbandingan cm maupun inchi berbanding mil. Di bawah ini, rumus standar yang digunakan dalam perhitungan skala numerik.
JS = JP x S
Di mana
- JS adalah jarak sebenarnya
- JP adalah jarak pada peta
- S adalah skala
Pada skala angka yang menggunakan satuan cm maka cara perhitungannya adalah sebagai berikut.
Contoh
Skala 1: 50.000
Berarti
1 cm di peta = 50.000 cm pada jarak sebenarnya
= 500 m
= 0,5 km
Jadi 1 cm di peta sama dengan 0,5 km pada jarak sebenarnya. Untuk menghitung jarak sebenarnya dari jarak yang ada di peta, digunakan rumus di atas.
Contoh
Diketahui jarak Kota A ke Kota B pada peta dengan skala 1: 50.000 adalah 5,5 cm. Berapakah jarak Kota A ke Kota B sebenarnya?
Jawab
JS = JP x S
= 5,5 x 50.000
= 275.000 cm = 2750 m = 2,75 km
Jadi jarak sebenarnya Kota A ke Kota B adalah 2,75 km.
Sedangkan pada peta yang menggunakan skala inchi berbanding mil maka cara perhitungannya adalah dengan mengkonversi satuan mil satuan inchi terlebih dahulu, dengan ketentuan 1 mil = 63.360 inchi.
Contoh
Skala 1 inchi: 4 mil
Berarti
1 inchi pada peta = 4 mil pada jarak sebenarya
= 4 x 63.360
= 253.440 inchi pada jarak sebenarnya.
Jadi 1 inchi di peta sama dengan 253.440 inchi pada jarak sebenarnya. Untuk menghitung jarak sebenarnya dari jarak yang ada di peta, digunakan kembali rumus di atas.
Contoh
Pada peta skala 1 inchi: 4 mil diketahui jarak Kota C ke Kota D adalah 6 inchi. Berapakah jarak sebenarnya?
Jawab
JS = JP x S
= 6 x (4 x 63.360)
= 6 x 253.440
= 1.520.640 inchi
b. Skala Grafik (Tongkat)
Skala grafik adalah jenis skala peta yang menggunakan bentuk ruas garis bilangan sebagai pembanding jarak.
c. Skala Verbal
Skala verbal adalah skala peta yang dinyatakan dalam bentuk kalimat.
3. Simbol
Simbol merupakan jembatan antara pembuat peta dengan pengguna. Pembuat peta harus membuat simbol yang memungkinkan pengguna dapat memahami maksud simbul tersebut. Pembuat peta harus membuat simbol yang sederhana, mudah digambar, tetapi cukup teliti untuk mencerminkan data, sedangkan pengguna peta menuntut simbol harus jelas, mudah dibaca, dan mudah diterjemahkan, baik arti, maupun nilainya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa simbol harus kontras antara simbol yang satu dengan simbol lainnya dan harus menarik.
a. Simbol Titik
Simbol titik dapat berupa simbol gambar dan simbol geometrik. Simbol gambar merupakan simbol yang menggunakan gambar sesuai dengan keadaan sebenarnya.
b. Simbol Garis
Jalan, sungai, dan batas wilayah pada peta menggunakan simbol garis. Garis juga digunakan untuk membatasi wilayah-wilayah yang memiliki fenomena sama. Misalnya, garis-garis isohaline yang menghubungkan wilayah laut yang memiliki kadar garam yang sama
c. Simbol Area (Wilayah)
Objek di permukaan bumi yang berbentuk area atau wilayah seperti perkebunan, daerah rawa, persawahan, dan hutan digambarkan oleh simbol area (wilayah).
4. Tata Penulisan (Lettering)
Pada peta terdapat aturan-aturan penulisan objek-objek geografi. Setidak-tidaknya Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus dipatuhi.
1) Nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan harus ditulis dengan huruf kapital tegak.
2) Nama-nama samudra, teluk yang luas, laut, dan selat yang luas harus ditulis dengan huruf kapital miring.
3) Nama-nama kota kecil dan gunung harus ditulis dengan huruf kecil tegak. Awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar.
4) Nama-nama sungai, danau, selat yang sempit, dan teluk yang sempit harus ditulis dengan huruf kecil miring.
5. Warna Peta
Warna pada peta memiliki makna tersendiri. Penggunaan warna hijau identik dengan dataran rendah dan tutupan vegetasi. Biru untuk perairan, dan cokelat untuk daratan. Lima warna yang umum digunakan pada peta adalah sebagai berikut.
1) Warna merah dan hitam umumnya digunakan untuk mewakili hasil budaya manusia, meliputi jalan, batas daerah, kota, dan lain sebagainya. Merah dan hitam juga digunakan untuk mewakili gunung api aktif (warna merah) dan yang tidak aktif (hitam).
2) Warna hijau untuk mewakili kenampakan vegetasi dan biasanya juga digunakan untuk mewakili dataran rendah.
3) Warna biru untuk mewakili perairan seperti danau, sungai, dan laut. Semakin tua warna biru pada peta maka semakin dalam suatu perairan.
4) Warna kuning dan cokelat untuk mewakili dataran tinggi dan pegunungan. Makin tua warna cokelat di suatu wilayah pada peta, makin tinggi relief wilayah tersebut.
5) Warna putih untuk mewakili kenampakkan gletser di muka bumi. Misalnya, untuk mewakili daerah kutub dan gletser di atas pegunungan tinggi.
C. Proyeksi Peta Proyeksi adalah pemindahan dari bidang lengkung ke bidang datar. Proyeksi berguna untuk menghindari atau memperkecil kesalahan dalam membuat peta. Macam-macam proyeksi peta adalah sebagai berikut.
1. Proyeksi azimuthal (zenithal projection), adalah bidang proyeksi yang berupa suatu bidang datar yang menyinggung bola, pada kutub ekuator atau sembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub.
2. Proyeksi silinder (Mercator projection), adalah semua garis horizontal dan meridian berupa garis lurus vertikal. Proyeksi ini paling tepat menggambarkan daerah ekuator sebab ke arah kutub terjadi pemanjangan garis.
3. Proyeksi kerucut (conical projection), adalah garis yang memotong atau menyinggung globe dan bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini menggambarkan daerah dilintang 45°.
D. Jenis-Jenis Peta
Berdasarkan informasi atau isinya peta dapat dibagi menjadi dua bagian.
1. Peta umum (peta ikhtisar), adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu di permukaan bumi secara umum. Peta umum dibedakan menjadi dua, yaitu peta chorografi dan peta topografi. Peta chorografi adalah peta yang menampilkan permukaan bumi secara umum, seperti peta dunia, peta benua, dan peta kabupaten. Peta topografi adalah peta yang menampilkan relief permukaan bumi.
2. Peta khusus (tematik) adalah peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja di permukaan bumi. Contoh peta tematik antara lain peta pariwisata, peta kepadatan penduduk, peta pertambangan, dan sebagainya.
Sementara itu, berdasarkan skalanya peta diklasifikasikan menjadi lima.
1. Peta kadaster, berskala 1: 100 s.d. 1: 5.000.
2. Peta skala besar, berskala 1 : 5.000 s.d. 1: 250.000.
3. Peta skala sedang, berskala 1: 250.000 s.d 1: 500.000.
4. Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 s.d 1:1.000.000.
5. Peta skala sangat kecil, berskala lebih besar dari 1 : 1.000.000
Sebagaimana dipaparkan sebelumnya, bahwa ilmu yang mempelajari peta disebut kartografi, sedangkan orang yang ahli di bidang perpetaan disebut kartograf. Menjadi kartograf butuh persyaratan tertentu. Erwin Raisz mengatakan ada empat bekal pengetahuan yang harus dimiliki seorang kartograf.
1. 50% memiliki pengetahuan tentang geografi.
2. 30% mempunyai bakat seni.
3. 10% mengetahui ilmu pasti.
4. 10% mengetahui ilmu-ilmu lain.
Menurut Erwin Raisz, peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil dengan berbagai kenampakan dan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal. Pengertian peta secara umum, mengartikan peta sebagai gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakan pada suatu bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.
Berbeda dengan pengertian umum, Organisasi Katografi Internasional (International Cartographic Association [ICA]), mendefinisikan peta sebagai suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan abstrak permukaan Bumi dan benda-benda angkasa. Satu hal yang berbeda, definisi dari ICA, melepaskan definisi peta yang terikat pada gambaran muka Bumi, dan meluaskannya pada penggambaran objek-objek di ruang angkasa. Hal ini dibutuhkan karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sains, telah membentangkan sayapnya hingga ke tempat-tempat lain di luar Bumi. Jadi, peta pun digunakan dalam ilmu astronomi untuk memetakan daerah eksplorasi baru di jagat raya. Tentu saja, tanpa melepaskan karakteristik esensialnya yaitu penggambaran dalam bentuk dua dimensi dengan menggunakan skala dan simbol.
B. Garis Astronomis, Skala, Simbol, Lettering, dan Warna Peta
Peta berbeda dengan gambar biasa. Agar mampu memahami peta, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu mengenai garis astronomis, skala, simbol, lettering, dan warna peta.
1. Garis Astronomis
Di kehidupan nyata, jangan harap bisa menemukan garis astronomis di atas permukaan bumi. Ini disebabkan garis astronomis merupakan garis khayal yang dibuat dan digunakan untuk mempermudah menentukan posisi suatu tempat di muka bumi. Garis astronomis dinyatakan dalam bentuk koordinat garis lintang dan garis bujur. Garis lintang (latitude) merupakan garis khayal yang melingkari Bumi secara horizontal. Beberapa istilah penting pada garis lintang adalah sebagai berikut:
a. Khatulistiwa atau ekuator, yaitu garis lintang 0° dan membagi Bumi menjadi dua bagian yaitu belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan. Garis-garis lintang di belahan Bumi utara dinamakan Lintang Utara (disingkat LU) dan garis-garis di belahan Bumi selatan dinamakan Lintang Selatan (disingkat LS).
b. Garis balik utara (tropic of cancer), ialah garis lintang 23,5° LU. Garis lintang ini merupakan garis khayal tempat titik tertinggi Matahari di belahan Bumi utara dan mengakibatkan musim panas di belahan Bumi utara.
c. Garis balik selatan (tropic of capricorn), ialah garis lintang 23,5° LS. Garis ini merupakan tempat titik tertinggi Matahari di belahan Bumi Selatan dan mengakibatkan musim panas di belahan Bumi selatan pula.
d. Lingkaran Arktik, ialah garis lintang 66,5° LU. Wilayah yang berada di lintang 66,5° LU hingga 90° LU mengalami fenomena malam selama enam bulan berturut-turut, yaitu ketika Matahari berada di belahan Bumi selatan (23,5° LS). Fenomena siang selama enam bulan berturutturut juga terjadi, yaitu ketika Matahari berada di belahan Bumi utara (23,5° LU).
e. Lingkaran Antartika, ialah garis 66,5° LS. Wilayah yang berada lintang 66,5° LS hingga 90° LS juga mengalami fenomena malam selama enam bulan berturut-turut dan siang selama enam bulan berturut-turut pula. Ketika wilayah di lingkaran Arktik tengah mengalami siang selama enam bulan, di lingkaran Antartika tengah mengalami malam selama enam bulan. Sebaliknya apabila lingkaran Arktik tengah mengalami malam selama enam bulan, lingkaran Antartika mengalami siang selama enam bulan pula.
f. Titik Kutub Utara, ialah titik tempat 90° LU berada.
g. Titik Kutub Selatan, ialah titik tempat 90° LS berada.
Jika garis lintang melingkari Bumi secara horizontal maka garis bujur melingkari Bumi secara vertikal. Garis bujur (longitude/meridian) diartikan sebagai garis khayal yang membujur dan menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Beberapa istilah penting berkaitan dengan garis bujur adalah sebagai berikut.
a. Bujur Timur (BT), ialah garis bujur dari Kota Greenwhich ke arah timur (0° BT-180° BT).
b. Bujur Barat (BB), ialah garis bujur dari Kota Greenwhich ke arah barat (0° BB-180° BB).
c. Garis tanggal internasional (international date line) adalah garis bujur tempat berhimpitnya garis 180° BT dengan 180° BB.
Satuan yang digunakan dalam koordinat astonomis adalah derajat (°), menit ('). dan detik ("). Menit dan detik dalam hal ini, bukan berarti satuanwaktu, tetapi pembagian lintang dan bujur secara spesifik. Aturan penggunaan satuan lintang dan bujur adalah sebagai berikut.
a. 1° (dibaca satu derajat) = 60 menit
b. 1' (dibaca satu menit) = 60 detik
c. 1" (dibaca satu detik)
Contoh
Kota A berada pada posisi 4°30'24" LU dan 126°30'15" BB. Maka dibaca,
Kota A berada pada posisi empat derajat tiga puluh menit dua puluh empat detik Lintang Utara dan seratus dua puluh enam derajat tiga puluh detik lima belas menit Bujur Barat.
2. Skala
Bukanlah peta jika tidak memiliki skala. Skala merupakan perbandingan jarak, bentuk, dan ukuran yang tergambar di peta dengan keadaan sesungguhnya di lapangan. Skala dapat dinyatakan dalam bentuk numerik (angka), skala grafik (tongkat), dan skala verbal.
a. Skala Numerik (Angka)
Skala numerik atau angka adalah skala peta yang menggunakan angka atau bilangan pecahan sebagai pembanding jarak. Skala ini dapat berupa perbandingan cm maupun inchi berbanding mil. Di bawah ini, rumus standar yang digunakan dalam perhitungan skala numerik.
JS = JP x S
Di mana
- JS adalah jarak sebenarnya
- JP adalah jarak pada peta
- S adalah skala
Pada skala angka yang menggunakan satuan cm maka cara perhitungannya adalah sebagai berikut.
Contoh
Skala 1: 50.000
Berarti
1 cm di peta = 50.000 cm pada jarak sebenarnya
= 500 m
= 0,5 km
Jadi 1 cm di peta sama dengan 0,5 km pada jarak sebenarnya. Untuk menghitung jarak sebenarnya dari jarak yang ada di peta, digunakan rumus di atas.
Contoh
Diketahui jarak Kota A ke Kota B pada peta dengan skala 1: 50.000 adalah 5,5 cm. Berapakah jarak Kota A ke Kota B sebenarnya?
Jawab
JS = JP x S
= 5,5 x 50.000
= 275.000 cm = 2750 m = 2,75 km
Jadi jarak sebenarnya Kota A ke Kota B adalah 2,75 km.
Sedangkan pada peta yang menggunakan skala inchi berbanding mil maka cara perhitungannya adalah dengan mengkonversi satuan mil satuan inchi terlebih dahulu, dengan ketentuan 1 mil = 63.360 inchi.
Contoh
Skala 1 inchi: 4 mil
Berarti
1 inchi pada peta = 4 mil pada jarak sebenarya
= 4 x 63.360
= 253.440 inchi pada jarak sebenarnya.
Jadi 1 inchi di peta sama dengan 253.440 inchi pada jarak sebenarnya. Untuk menghitung jarak sebenarnya dari jarak yang ada di peta, digunakan kembali rumus di atas.
Contoh
Pada peta skala 1 inchi: 4 mil diketahui jarak Kota C ke Kota D adalah 6 inchi. Berapakah jarak sebenarnya?
Jawab
JS = JP x S
= 6 x (4 x 63.360)
= 6 x 253.440
= 1.520.640 inchi
b. Skala Grafik (Tongkat)
Skala grafik adalah jenis skala peta yang menggunakan bentuk ruas garis bilangan sebagai pembanding jarak.
c. Skala Verbal
Skala verbal adalah skala peta yang dinyatakan dalam bentuk kalimat.
3. Simbol
Simbol merupakan jembatan antara pembuat peta dengan pengguna. Pembuat peta harus membuat simbol yang memungkinkan pengguna dapat memahami maksud simbul tersebut. Pembuat peta harus membuat simbol yang sederhana, mudah digambar, tetapi cukup teliti untuk mencerminkan data, sedangkan pengguna peta menuntut simbol harus jelas, mudah dibaca, dan mudah diterjemahkan, baik arti, maupun nilainya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa simbol harus kontras antara simbol yang satu dengan simbol lainnya dan harus menarik.
a. Simbol Titik
Simbol titik dapat berupa simbol gambar dan simbol geometrik. Simbol gambar merupakan simbol yang menggunakan gambar sesuai dengan keadaan sebenarnya.
b. Simbol Garis
Jalan, sungai, dan batas wilayah pada peta menggunakan simbol garis. Garis juga digunakan untuk membatasi wilayah-wilayah yang memiliki fenomena sama. Misalnya, garis-garis isohaline yang menghubungkan wilayah laut yang memiliki kadar garam yang sama
c. Simbol Area (Wilayah)
Objek di permukaan bumi yang berbentuk area atau wilayah seperti perkebunan, daerah rawa, persawahan, dan hutan digambarkan oleh simbol area (wilayah).
4. Tata Penulisan (Lettering)
Pada peta terdapat aturan-aturan penulisan objek-objek geografi. Setidak-tidaknya Terdapat empat aturan penulisan dalam peta yang harus dipatuhi.
1) Nama-nama ibu kota, negara, benua, dan pegunungan harus ditulis dengan huruf kapital tegak.
2) Nama-nama samudra, teluk yang luas, laut, dan selat yang luas harus ditulis dengan huruf kapital miring.
3) Nama-nama kota kecil dan gunung harus ditulis dengan huruf kecil tegak. Awal nama kota dan gunung ditulis dengan huruf besar.
4) Nama-nama sungai, danau, selat yang sempit, dan teluk yang sempit harus ditulis dengan huruf kecil miring.
5. Warna Peta
Warna pada peta memiliki makna tersendiri. Penggunaan warna hijau identik dengan dataran rendah dan tutupan vegetasi. Biru untuk perairan, dan cokelat untuk daratan. Lima warna yang umum digunakan pada peta adalah sebagai berikut.
1) Warna merah dan hitam umumnya digunakan untuk mewakili hasil budaya manusia, meliputi jalan, batas daerah, kota, dan lain sebagainya. Merah dan hitam juga digunakan untuk mewakili gunung api aktif (warna merah) dan yang tidak aktif (hitam).
2) Warna hijau untuk mewakili kenampakan vegetasi dan biasanya juga digunakan untuk mewakili dataran rendah.
3) Warna biru untuk mewakili perairan seperti danau, sungai, dan laut. Semakin tua warna biru pada peta maka semakin dalam suatu perairan.
4) Warna kuning dan cokelat untuk mewakili dataran tinggi dan pegunungan. Makin tua warna cokelat di suatu wilayah pada peta, makin tinggi relief wilayah tersebut.
5) Warna putih untuk mewakili kenampakkan gletser di muka bumi. Misalnya, untuk mewakili daerah kutub dan gletser di atas pegunungan tinggi.
C. Proyeksi Peta Proyeksi adalah pemindahan dari bidang lengkung ke bidang datar. Proyeksi berguna untuk menghindari atau memperkecil kesalahan dalam membuat peta. Macam-macam proyeksi peta adalah sebagai berikut.
1. Proyeksi azimuthal (zenithal projection), adalah bidang proyeksi yang berupa suatu bidang datar yang menyinggung bola, pada kutub ekuator atau sembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub.
2. Proyeksi silinder (Mercator projection), adalah semua garis horizontal dan meridian berupa garis lurus vertikal. Proyeksi ini paling tepat menggambarkan daerah ekuator sebab ke arah kutub terjadi pemanjangan garis.
3. Proyeksi kerucut (conical projection), adalah garis yang memotong atau menyinggung globe dan bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini menggambarkan daerah dilintang 45°.
D. Jenis-Jenis Peta
Berdasarkan informasi atau isinya peta dapat dibagi menjadi dua bagian.
1. Peta umum (peta ikhtisar), adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu di permukaan bumi secara umum. Peta umum dibedakan menjadi dua, yaitu peta chorografi dan peta topografi. Peta chorografi adalah peta yang menampilkan permukaan bumi secara umum, seperti peta dunia, peta benua, dan peta kabupaten. Peta topografi adalah peta yang menampilkan relief permukaan bumi.
2. Peta khusus (tematik) adalah peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja di permukaan bumi. Contoh peta tematik antara lain peta pariwisata, peta kepadatan penduduk, peta pertambangan, dan sebagainya.
Sementara itu, berdasarkan skalanya peta diklasifikasikan menjadi lima.
1. Peta kadaster, berskala 1: 100 s.d. 1: 5.000.
2. Peta skala besar, berskala 1 : 5.000 s.d. 1: 250.000.
3. Peta skala sedang, berskala 1: 250.000 s.d 1: 500.000.
4. Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 s.d 1:1.000.000.
5. Peta skala sangat kecil, berskala lebih besar dari 1 : 1.000.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar