CONTOH PTK IPS SMA
KAMI MEMBANTU ANDA MENYUSUN PTK/PTS LENGKAP, MURAH
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Untuk Melihat Detail Harga dan Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL LEARNING TOGETHER
PADA SISWA KELAS
………………….
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada
abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran di
sekolah-sekolah. Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam
mempersiapkan akan didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan
bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang
selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah.
Ada persepsi umum yang sudah
berakar dalam dunia pendidikan dan juga sudah menjadi harapan masyarakat.
Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar
dan menyodori siswa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu
bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber
informasi. Lebih celaka lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan
menakutkan karena dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengejar nilai-nilai tes dan
ujian yang tinggi.
Tampaknya,
perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan
interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanyalah kegiatan belajar mengajar
juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa
diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru.
Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa.
Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnnya. Bahkan,
banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif
daripada pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada
anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang
terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini,
guru bertindak sebagai fasilitator.
Ada beberapa alasan penting
mengapa sistem pengajaran ini perlu dipakai lebih sering di sekolah-sekolah.
Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi transformasi sosial, ekonomi,
dan demografis yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik
dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam
dunia yang berubah dan berkembang pesat.
Sesungguhnya,
bagi guru-guru di negeri ini metode gotong royong tidak terlampau asing dan
mereka telah sering menggunakannya dan mengenalnya sebagai metode kerja kelompok. Memang tidak
bisa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk
bekerja dalam kelompok.
Sayangnya,
metode kerja kelompok sering dianggap kurang efektif. Berbagai sikap dan kesan
negative memang bermunculan dalam pelaksaan metode kerja kelompok. Jika kerja
kelompok tidak berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan. Sebaliknya jika
berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai/rajin merasa rekannya
yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja mereka. Akibatnya, metode
kerja kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa
persaudaraan dan kemampuan bekerja sama, justru bisa berakhir dengan
ketidakpuasaan dan kekecewaaan. Bukan hanya guru dan siswa yang merasa pesimis
mengenai penggunaan metode kerja kelompok, bahkan kadang-kadang orang tua pun
merasa was-was jika anak mereka dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa
lain yang dianggap kurang seimbang.
Berbagai
dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelmpok tersebut seharusnya bisa
dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam
mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkanalkan dalam
metode pembelajaran cooperative learning
bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem
pengajaran cooperative learning bisa
didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di
dalam struktur ini adalah lima
unsru pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif,
tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan
proses kelompok.
Kekawatiran
bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa terancam
dalam penggunaan metode kerja kelompok bisa dimengerti karena dalam penugasan
kelompok yang dilakukan secara sembarangan, siswa bukannya belajar secara
maksimal, melainkan belajar mendominasi ataupun melempar tanggung jawab. Metode
pembelajaran gotong royong distruktur sedemikian rupa sehingga masing-masing
anggota dalam satu kelompok melaksanakan taanggung jawab pribadinya karena ada
sistem akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih
payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin
perbaikannya.
Dari
latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat
pengaruh pembelajaran terstruktur dan pemberian balikan terhadap prestasi
belajar siswa dengan mengambil judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Learning Together Pada
Siswa …………………………………………….Tahun Pelajaran 2001/2002”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk
pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut:
- Apakah pembelajaran kooperatif model learning together berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa …………………………..tahun pelajaran 2001/2002?
- Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model learning together pada siswa Kelas …………………………………….. tahun pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasar
atas rumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:
- Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran kooperatif model learning together terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa Kelas …………………………………………..tahun pelajaran 2015/2016.
- Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model learning together pada siswa Kelas …………………………………….
D. Pentingnya Penelitian
1. Hasil dan temuan penelitian
ini dapat memberikan informasi tentang pembelajaran kooperatif model learning
together dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial oleh guru Kelas
…………………………………….
2. Sekolah sebagai penentu
kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
- Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
- Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
- Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Ilmu Pengetahuan Sosial dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
- Sumbangan pemikiran bagi guru Ilmu Pengetahuan Sosial dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
E. Definisi Operasional Variabel
Agar
tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
- Metode pembelajaran kooperatif model learning together adalah:
Suatu pengajaran
yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan
tujuan bersama.
- Motivasi belajar adalah:
Suatu proses
untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri
individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu.
- Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa
mengikuti pelajaran.
F. Batasan Masalah
Karena
keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:
- Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas ……………………………………. tahun 2015/2016
- Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016
- Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan ………………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar