PTK IPS SMP
ANDA PNS YANG MAU NAIK PANGKAT DAN MEMBUTUHKAN PTK? KAMI SIAP MEMBANTU ANDA MENYUSUN PTK/PTS LENGKAP, MURAH DAN TERPERCAYA
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
ABSTRAK
Hasil
belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Pekalongan
terhadap mata pelajaran
IPS selama ini masih kurang dari 60% siswa yang dapat mencapai KKM. Berdasarkan
keadaan tersebut, guru melakukan upaya agar hasil belajar siswa dapat
meningkat, yaitu dengan melakukan tindakan berupa penggunaan media Teka-teki
Silang ( TTS ) dalam kegiatan pembelajaran,
sebagai media siswa dalam mengerjakan latihan soal-soal. Tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata
Pelajaran IPS yang dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan test dan non test, dengan alat pengumpul data
berupa lembar tugas, lembar post test, dan lembar pengamatan baik oleh guru
terhadap siswa maupun terhadap guru oleh
kolaborator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa Kelas VIII
C setelah diadakan tindakan, bila dibandingan dengan hasil belajarnya sebelum
diadaakan tindakan. Penggunaan Media Pembelajaran berupa TTS
dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS
Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 15 Pekalongan.
Karena melalui media TTS sebagai sarana
dalam mengerjakan latihan soal-soal, siswa akan berusaha untuk menemukan jawaban soal-soal
dalam mengisi TTS, sehungga siswa akan lebih mudah untuk memahami materi
pelajaran. mereka tidak merasa bosan dalam
mengikuti pelajaran dan akan lebih mudah mengingat materi yang
telah dipelajari.
Kata kunci : hasil belajar, IPS, media pembelajaran, Teka-teki Silang ( TTS
)
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang dimiliki dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara ( Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1, butir 1 ).Dalam
Kurikilum 2004 yang disempurnakan juga diharapkan bahwa proses pembelajaran
harus mampu menciptakan suasana yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga
siswa mampu mengembangkan diri sesuai dengan lingkungannya. Namun demikian sampai
saat ini dunia pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan merupakan seperangkat fakta yang harus dihafal. Guru adalah ujung
tombak dalam pembelajaran untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kelas
sebagian besar masih berfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan yang utama,
dan ceramah menjadi pilihan utama dalam strategi pembelajaran..
Itulah kenyataan yang dihadapi oleh sebagian besar
guru IPS. Materi pelajarannya
yang kompleks, sering dianggap sebagai pelajaran yang mudah tapi susah,
bersifat hafalan dan membosankan, sehingga menyebabkan rendahnya perhatian dan
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Rendahnya perhatian siswa pada
mata pelajaran IPS, ditambah dengan strategi pembelajaran yang kurang menarik
menyebabkan rendahnya prestasi siswa.
Kondisi yang demikian terjadi pula di SMP Negeri 15 Pekalongan. Hasil belajar siswa
kelas VIII terhadap mata pelajaran IPS selama ini masih rendah karena
nilai ulangan mereka tidak sampai 60% yang bisa mencapai nilai KKM. Sementara kegiatan pengajaran dikatakan
berhasil apabila 85% siswa dikelas itu dapat mencapai KKM. Hal itu menandakan
bahwa pembelajaran IPS kurang menarik,
karena guru masih menggunakan menggunakan model
pembelajaran yang kurang merangsang siswa untuk belajar lebih giat, dan proses
pembelajaran masih menekankan pada aspek pengetahuan saja, belum menyentuh pada
sikap dan kreatifitas siswa, karena guru kurang melibatkan siswa agar aktif
dalam proses pembelajaran.
Rendahnya hasil belajar
IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Pekalongan dapat dilihat dari rendahnya
nilai ulangan siswa untuk mata pelajaran IPS. Hasil ulangan harian siswa
sebelum diadakan tindakan hanya 46% siswa yang dapat mencapai KKM, atau siswa yang memiliki nilai diatas
60 masih jauh dari 85%, sehingga dapat
dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran
tidak tuntas. Kegiatan ulangan
remidialpun seringkali tidak dapat membantu memperbaiki dan menaikkan nilai
mereka.
Selama ini dalam kegiatan pembelajaran guru masih
menggunakan metode ceramah yang diterapkan secara murni, sehingga siswa merasa
tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa seolah-olah hanya
diharuskan untuk menghafal fakta-fakta, sehingga siswa merasa bosan dan kurang
berminat terhadap kegiatan pembelajaran. Keadaan yang demikian ternyata menjadi
salah satu fakta yang berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa.
Pada ulangan harian
pertama (semester 2 ) sebelum diadakan
siklus, siswa yang tuntas ( mencapai KKM ) atau memiliki nilai 60 keatas
sebanyak 20 orang atau sebesar 55,6 %.
Siswa yang tidak tuntas atau dengan nilai kurang dari 60 sebanyak 16 orang atau
sebesar 44,4 %, dengan nilai rata-rata kelas 55,8.
Dari
gambaran keadaan diatas dapat
disimpulkan bahwa ketuntasan belajar
kelas VIII C secara klasikal belum tuntas, karena baru mencapai 55,6% atau
kurang dari 85 % siswa yang tuntas atau mendapatkan nilai minimal 60, nilai
yang diperoleh siswapun masih berada pada nilai dengan tingkat sedang. Kondisi
yang demikian mendorong peneliti untuk mengadakan inovasi dalam kegiatan
pembelajaran dengan mencoba melaksanakan
kegiatan pembelajaran melalui penggunaan media yang diharapkan dapat menjadi
strategi untuk menarik minat siswa dalam belajar.
Penyebab mengapa prestasi belajar siswa rendah pada
setiap ulangan harian dapat diduga antara lain karena siswa kurang memahami
konsep pengajaran IPS. Siswa kurang termotivasi menyelesaikan tugas rumah ( PR
), minat baca siswa rendah, dan tidak mau bertanya pada saat proses
pembelajaran. Guru masih menggunakan metode ceramah sehingga kurang melibatkan
siswa untuk aktif dalam pelajaran, Akibatnya materi pelajaran menjadi kurang
menarik.
Dari berbagai permasalahan di atas , ada satu
masalah utama yang perlu mendapat perhatian, yaitu meningkatkan hasil belajar
siswa pada pelajaran IPS. Upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran IPS ialah dengan menggunakan media pembelajaran
berupa Teka-Teki Silang ( TTS ). Menurut Soeparno, 1988 ), dalam proses pembelajaran siswa akan lebih mudah
mencerna isi materi pelajaran bila digunakan alat bantu atau media, baik berupa
media cetak ( buku, modul, brosur, atau sejenisnya ) atau media non cetak yang
berupa media elektronik ( audio, videi, film, dsb. ).
Teka-Teki Silang (Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas ) adalah suatu permainan dimana kita harus mengisi ruang-ruang kosong
berbentuk kotak putih dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan
petunjuk yang diberikan. Petunjuknya bisa dibagi kedalam kategori pertanyaan
mendatar atau menurun, tergantung pada arah kata-kata yang harus diisi. Pemilihan media Teka-Teki Silang cocok untuk diterapkan pada materi IPS kelas VIII semester 2, karena materi-materi
tersebut lingkupnya luas dan bersifat hafalan sehingga tidak efektif bila
dilakukan pembelajaran dengan metode ceramah ataupun diskusi
Dengan menggunakan media ini diharapkan akan dapat menumbuhkan
perhatian siswa terhadap mata
pelajaran IPS, karena siswa akan aktif mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang harus diselesaikan. Partisipasi aktif siswa
dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah meningkatkan hasil belajar IPS melalui penggunaan Media
Pembelajaran Teka-Teki Silang pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Pekalongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar