CONTOH PTK (Penelitian Tindakan Kelas) IPA & IPS
KAMI MEMBANTU ANDA MENYUSUN PTK/PTS LENGKAP, MURAH
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Untuk Melihat Detail Harga dan Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pendidikan Sekolah Dasar
merupakan pondasi awal dan pengenalan pada anak untuk kehidupan dimasyarakat
dan untuk jenjang pendidikan lebih tinggi. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan
diri dalam perananya dimasa akan datang. Oleh karena itulah keterampilan yang
berkaitan dengan pemecahan masalah menjadi sangat penting sebagai bekal bagi
peserta didik untuk mereka dapat hidup mandiri di lingkungan masyarakat serta
membantu mereka dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa,
“Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan
standar minimum yang secara nasional harus
dicapai oleh peserta didik dan menjadi
acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap
satuan pendidikan” (Depdiknas, 2006:47). Pencapaian SK
dan KD tersebut pada pembelajaran IPA didasarkan pada
pemberdayaan peserta didik untuk membangun
kemampuan, bekerja
ilmiah, dan pengetahuan
sendiri yang difasilitasi oleh guru dengan berorientasi kepada tujuan
kurikuler Mata Pelajaran IPA. Salah satu tujuan kurikuler pendidikan IPA di
Sekolah Dasar adalah “Mengembangkan keterampilan
proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;” (Depdiknas, 2006:
48). Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA, guru sebagai pengelola langsung
pada proses pembelajaran harus memahami karakteristik (hakikat) dari pendidikan
IPA sebagaimana dikatakan (Depdiknas, 2006:47), bahwa:
Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalamanlangsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan
untuk inkuiri dan berbuat
sehingga dapatmembantu peserta
didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
Karakteristik pendidikan IPA
yang digariskan oleh Departemen Pendi-dikan Nasional sejalan dengan pandangan
para pakar pendidikan IPA di tingkat Internasional. IPA merupakan
perwujudan dari suatu hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu:
IPA sebagai suatu proses dan metode (methods and processes); IPA sebagai
produk-produk pengetahuan (body of scientific knowledge), dan IPA sebagai
nilai-nilai (values). IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods)
meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk
memperoleh produk-produk IPA atau ilmu
pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran,
merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan
data,bereksperimen, dan prediksi. Dalam wacana sepert itu maka IPA bukan
sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan ‘science as a way
of knowing’. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan
sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur.
Sementara nilai-nilai (values) IPA berhubungan dengan tanggung
jawab moral, nilai-nilai sosial, manfaat IPA untuk IPA
dan kehidupan nanusia, serta sikap dan
tindakan (misalnya, keingintahuan, kejujuran,
ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran, hemat, dan
pengambilan keputusan).
Tujuan
pembelajaran IPA di jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah adalah
untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam
kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas
dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan
efektif. Di samping itu, siswa diharapkan dapat menggunakan IPA dan pola pikir IPA
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan
yang penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta
keterampilan dalam penerapan IPA.
IPA sebagai
salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat memegang peranan penting
karena IPA dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secara logis,
rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, pengetahuan IPA
harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.
Berdasarkan fungsi
pendidikan nasional di atas, maka peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam
misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah, selain bertanggung jawab untuk
mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa
untuk melaksanakan kegiatan di kelas. Orang tua juga mempunyai harapan, dengan
memasukkan putra-putri mereka ke sekolah agar putra-putri mereka kelak menjadi
anak-anak yang pandai dengan memiliki prestasi yang menonjol di semua mata pelajaran,
utamanya mata pelajaran akademik. Guru dan sekolah juga mempunyai harapan agar
para siswa memiliki prestasi yangk menonjol disemua mata pelajaran.
Beberapa hal yang dapat
dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik,
antara lain: memiliki metode strategi dan model pembelajaran yang sesuai
sehingga dapat menemukan yang sesuai bagi dirinya. Apabila guru telah menemukan
model strategi, metode yang tepat dan sesuai bagi dirinya dan anak didik maka
suasana pembelajaran menjadi lebih kreatif, dinamis, tidak monoton dan
menyenangkan, sehingga dapat memberikan rasa puas bagi anak didik. Dampak
selanjutnya pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang dipelajari anak didik
menjadi lebih bermakna, lebih kuat dan berdaya guna, sehingga hasil belajar
anak didik menjadi lebih baik.
Pada dasarnya, IPA adalah pemecahan masalah karena itu, IPA
sebaiknya diajarkan melalui berbagai masalah yang ada disekitar siswa dengan
memperhatikan usia dan pengalaman yang mungkin dimiliki siswa. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Oleh karena itu, pembelajarannya harus kontak dengan
kehidupan nyata siswa.
Berdasarkan
hasil observasi awal di SDN Johowinong I Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang
maka ditemukan beberapa fakta, yaitu kurangnya minat belajar dan hasil belajar
siswa. Hal tersebut terlihat saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Pembelajaran IPA di kelas tersebut
dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan LKS bentuk eksperimen pada
awalnya menarik minat dan mengaktifkan siswa untuk belajar konsep itu. Dengan
diberikannya LKS untuk menguji. Meskipun beberapa pertanyaan dalam LKS dapat dijawab
dengan baik, tapi ada beberapa siswa yang mendapat nilai kecil. Hal ini
terbukti daria hasil tes yang telah peneliti berikan.
Selain itu, kurangnya
partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas telah menghambat kelancaran
aktivitas belajar mengajar. Kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh guru kepada
siswa untuk bertanya mengenai materi pelajaran yang belum dimengerti tidak
dimanfaatkan dengan baik oleh siwa. Guru mengajar dengan
menggunakan metode yang monoton yaitu metode ceramah, sehingga siswa cenderung
bosan dalam pembelajaran. Aktifitas siswa dalam menjawab,
menyelesaikan tugas-tugas masih sangat kurang.
Dengan kondisi
seperti itu dipandang perlu diadakan perbaikan pelaksanaan proses pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu cara untuk meningkatkan
pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus mampu memilih dan menggunakan
metode yang tepat yaitu metode demonstrasi. Setelah peneliti renungkan dan bersarkan kajian
teori-teori pengolaan kelas, diantaranya penggunaan metode demonstrasi, maka
peneliti menemukan solusi untuk perbaikan pembelajaran tersebut.
Metode yang
dipakai dalam pendidikan dan pengajaran dalam konteks didaktik metodik umum
adalah metode demonstrasi. Pada awalnya metode demonstrasi merupakan teknik
penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada anak
didik mengenai suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik yang sesungguhnya maupun tiruan, yang disertai dengan
penjelasan secara lisan.” Metode demonstrasi akan sangat membantu pemahaman
anak didik terhadap bahan pengajaran karena disertai dengan peragaan sehingga
menghindari terjadinya verbalisme, disamping untuk menumbuhkan sikap
penghayatan terhadap materi pengajaran karena materi langsung diperagakan. Oleh
karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Johowinong I, maka tepatlah kiranya apabila peneliti
merumuskan judul penelitian :
”Meningkatkan
Keterampilan Siswa Kelas IV Tentang Sifat-Sifat Benda Melalui Demonstrasi Dalam
Pelajaran
IPA SDN Johowinong I Mojoagung
Jombang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar