CONTOH PTK IPS SMP KELAS VII
KAMI MEMBANTU ANDA MENYUSUN PTK/PTS LENGKAP, MURAH
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Untuk Melihat Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini
PENERAPAN
GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS ……. TAHUN
PELAJARAN……
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metode
mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal
pakai, tetapi telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan
intruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan
satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya,
guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang
satu digunakan unutk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode
yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah adanya,
sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Kualitas
pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya manusia yang
bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa
depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang berkualitas yang
berlangsung di masa kini. Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul dari
sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan kualitas sekolah
merupakan titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi
terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya
peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah
terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Dalam
upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga
pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, teknis
sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai
tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga pendidik/guru yang berkualitas
adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup, dan terampil dalam melaksanakan
tugasnya.
Tugas
utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar.
Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan
masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik
sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran berlangsung (Combs, 1984: 11-13).
Untuk memainkan peranan dan melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru
diharapkan memiliki kemampuan professional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka
untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk
melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif
untuk membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.
Proses
pembelajaran yang dilakukan guru memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi
dalam konteks kegiatan belajar mengajar mempunyai tugas yang sama. Maka tugas
mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi teaching is primarily and always the
stimulation of learner (Wetherington, 1986: 131-136), dan mengajar tidak
hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang
terpenting adalah perkembangan pribadi anak, sekalipun mempelajari pelajaran
yang baik, akan memberikan pengalaman membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap
dan kesanggupan yang konstruktif.
Dengan
tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka dikatakan bahwa guru telah
berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja
diketahui setelah diadakan evalusi dengan berbagai factor yang sesuai dengan
rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar,
dapat dilihat dari daya serap anak didik dan persentase keberhasilan anak didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus. Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih
dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan
kurang (di bawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya
hendaknya ditinjau kembali.
Setiap
akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan
sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam perisiapan itu sudah
terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode
mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan.
Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara
khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes
dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Sementara
itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung
diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap
bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang
terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua
tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar,
haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang
unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia seutuhnya.
Hal
tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru
senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang tidak terpaku hanya pada
salah satu metode pengajaran dalam penyampaian materi dengan tujuan agar materi
yang diajarkan dapat dengan mudah diserap peserta didik.
Khususnya
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat memahami materi
yang disampaikan guru dengan baik, maka guru dapat memilih salah satu atau
gabungan dari beberapa metode pembelajaran,
guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci,
tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan
soal-soal kepada siswa.
Dari
latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat
pengaruh gabungan metode ceramah dengan metode simulasi terhadap prestasi
belajar siswa dengan mengambil judul “Penerapan Gabungan Metode Ceramah Dengan
Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Pada Siswa Kelas ………………………………. Tahun Pelajaran………”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk
pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut:
- Apakah gabungan metode ceramah dengan metode simulasi berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa ……………………………………………. Tahun Pelajaran 2005/2006?
- Bagaimanakah pengaruh gabungan metode ceramah dengan metode simulasi terhadap motivasi belajar siswa kelas ……………………………………. Tahun Pelajaran 2005/2006?
C. Tujuan Penelitian
Berdasar
atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini
adalah:
- Untuk mengungkap pengaruh gabungan metode ceramah dengan metode simulasi terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas ………………………………. Tahun Pelajaran 2005/2006.
- Untuk mengungkap gabungan metode ceramah dengan metode simulasi terhadap motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas ……………………………….Tahun Pelajaran 2005/2006.
D. Manfaat Penelitian
1.
Hasil dan temuan penelitian ini dapat
memberikan informasi tentang gabungan metode ceramah dengan metode simulasi
dalam meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
2.
Guru-guru Ilmu Pengetahuan Sosial perlu
memanfaatkan teknik gabungan metode ceramah dengan metode simulasi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam hal kualitas proses maupun
kualitas hasil.
3.
Memberikan tanggung jawab dan rasa
keadilan bagi guru dalam hal proses pembelajaran dengan tetap berpegang pada
suatu pengertian bahwa siswa memerlukan perhatian guru.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
- Metode Ceramah adalah:
Adalah suatu cara
penyampain bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
- Metode simulasi adalah:
Tingkah laku
seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar
orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa
dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih memegang perenan sebagai orang
lain
- Motivasi belajar adalah:
Dorongan dan
kemauan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
- Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa
mengikuti pelajaran.
F. Batasan Masalah
Karena
keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
- Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas …………………………TahunPelajaran 2005/2006.
- Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun ajaran 2005/2006.
- Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan …………………………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar