PTK IPS
KAMI MEMBANTU ANDA MENYUSUN PTK/PTS LENGKAP, MURAH
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
Untuk Melihat Detail Harga dan Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makna dan
hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap
informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan
sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan
persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4).
Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru.
Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang
sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama.
Pembelajaran
yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan.
Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses
pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya
sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses
pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan
sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator
dalam proses pembelajaran tersebut.
Menurut
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan,
maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk
selalu kreatif dan berkembang.
Namun kenyataan
di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik
masih perlu penyesuaian dengan KTSP, para guru sendiri belum siap dengan
kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang
bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan
informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk
mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan
agak sulit. Guru seringkali mendapatkan kendala bagaimana memilih dan
menggunakan metode dalam pembelajaran, metode dan strategi yang bagaimana yang
paling disukai siswa, sehingga akan tercipta pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, menyenangkan gembira dan berbobot.
Penulis
sebagai guru mata pelajaran IPS menghadapi berbagai kendala dalam menyampaikan
materi pembelajaran, khususnya dalam memilih metode, agar pembelajaran tidak
membosankan. Tidak dipungkiri bahwa pembelajaran IPS selama ini tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran
teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya
dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi
sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang
disampaikan guru. Pembelajaran yang
bersifat monoton ini akan membosankan dan terus berlangsung apabila para
guru hanya menggunakan meode yang konvensional saja, tidak melakukan perubahan
dalam kegiatan pembelajarannya.
Berdasarkan
kenyataan bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar siswa masih kurang dalam
mengikuti pembelajaran maka penulis ingin melakukan penelitian khususnya di
kelas 8C yang dalam pembelajaran kurang memuaskan, yaitu sekitar 70 % siswa
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, dari 40 siswa baru 30 % yang
mencapai KKM.
Menyikapi
kenyataan tersebut, penulis menganggap perlu melakukan penelitian berupa PTK
dengan mencoba menggunakan metode Diskusi Kelompok yang bertujuan untuk
mengaktifkan siswa dan menggali kemampuan siswa dengan mengutamakan kerjasama
dan potensi diri dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga hasil belajar
siswa meningkat dari sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang
tersebut,penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pelaku-pelaku
ekonomi dalam sistem perekonomian Melalui Penerapan metode diaskusi di kelas 8C
SMP Negeri 2 Cipeundeuy Kabupaten
Bandung Barat .
Kelas yang akan dijadikan sasaran
peneliian adalah kelas 8C karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan
kelas yang lainnya, antara lain:
1. Keaktifan
belajar siswa 8C masih sangat kurang dalam mengikuti pembelajaran IPS.
2. Siswa
kelas 8C, kurang berpartisipasi dalam pembelajaran yang ditandai dengan pasif
dalam mengikuti pembelajaran, malu bertanya maupun menjawab.
3. Masih
rendahnya hasil belajar siswa kelas dalam pelajaran IPS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar