Jumat, 22 Juli 2016

PTK IPS | CONTOH PTK IPS KELAS VII

                                                 PTK IPS   

KAMI MEMBANTU ANDA MENYUSUN PTK/PTS LENGKAP, MURAH


 


  HUBUNGI KAMI DI 081222940294

 

 Untuk Melihat Detail Harga dan Katalog Judul PTK IPS Yang Kami Sediakan Silahkan klik Disini
   

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4). Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama.
Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut.
Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.
Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP, para guru sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit. Guru seringkali mendapatkan kendala bagaimana memilih dan menggunakan metode dalam pembelajaran, metode dan strategi yang bagaimana yang paling disukai siswa, sehingga akan tercipta pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan gembira dan berbobot.
            Penulis sebagai guru mata pelajaran IPS menghadapi berbagai kendala dalam menyampaikan materi pembelajaran, khususnya dalam memilih metode, agar pembelajaran tidak membosankan. Tidak dipungkiri bahwa pembelajaran IPS selama ini tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru. Pembelajaran yang  bersifat monoton ini akan membosankan dan terus berlangsung apabila para guru hanya menggunakan meode yang konvensional saja, tidak melakukan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya.
            Berdasarkan kenyataan bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar siswa masih kurang dalam mengikuti pembelajaran maka penulis ingin melakukan penelitian khususnya di kelas 8C yang dalam pembelajaran kurang memuaskan, yaitu sekitar 70 % siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, dari 40 siswa baru 30 % yang mencapai KKM.
Menyikapi kenyataan tersebut, penulis menganggap perlu melakukan penelitian berupa PTK dengan mencoba menggunakan metode Diskusi Kelompok yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa dan menggali kemampuan siswa dengan mengutamakan kerjasama dan potensi diri dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga hasil belajar siswa meningkat dari sebelumnya.
            Berdasarkan latar belakang tersebut,penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Melalui Penerapan metode diaskusi di kelas 8C SMP Negeri 2 Cipeundeuy  Kabupaten Bandung Barat .
            Kelas yang akan dijadikan sasaran peneliian adalah kelas 8C karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelas yang lainnya, antara lain:
1.      Keaktifan belajar siswa 8C masih sangat kurang dalam mengikuti pembelajaran IPS.
2.      Siswa kelas 8C, kurang berpartisipasi dalam pembelajaran yang ditandai dengan pasif dalam mengikuti pembelajaran, malu bertanya maupun menjawab.
3.      Masih rendahnya hasil belajar siswa kelas   dalam pelajaran IPS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar